Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi tersebut hampir sama lantaran belanja bansos yang naik cukup tinggi. Bahkan di 2021, pemerintah masih mengalokasikan belanja bansos untuk membantu masyarakat dari dampak pandemi.
"Jadi dalam arti 2021 belanja kita untuk melindungi masyarakat masih relatif tetap dijaga karena memang covid-nya belum menurun," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Selasa, 25 Mei 2021.
Berdasarkan kementerian, alokasi bansos paling besar masih dilakukan oleh Kementerian Sosial yang mencapai Rp36,5 triliun atau tumbuh 8,9 persen dari tahun lalu. Kemudian di Kementerian Kesehatan terealisasi Rp15,4 triliun atau turun 36,4 persen.
"Kementerian kesehatan agak mengalami penurunan tapi ini lebih disebabkan oleh pencairan untuk PBI yaitu untuk BPJS Kesehatan. Tahun lalu dipercepat, tahun ini kita sesuai jadwal," jelas dia.
Sementara di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan realisasi bansosnya mencapai Rp8,3 triliun atau naik 149,5 persen. Sedangkan realisasi bansos di Kementerian Agama sebesar Rp1,1 triliun atau naik 242,2 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
"Ini terutama untuk bantuan internet dan untuk Kemenag juga ada kenaikan, ini juga karena adanya bantuan internet yang dibayarkan pada semester I dibandingkan tahun lalu yang semester I belum ada pencairan untuk bantuan internet bagi siswa," ungkapnya.
Adapun realisasi bansos bagi masyarakat diantaranya PBI JKN untuk 96,5 juta masyarakat senilai Rp15,4 triliun, sembako untuk 15,9 juta KPM senilai Rp11,9 triliun, bansos tunai bagi 9,6 juta KPM senilai Rp11,1 triliun, bantuan PKH untuk 9,7 juta KPN senilai Rp13,7 triliun, KIP Kuliah untuk 906,9 ribu mahasiswa senilai Rp4,2 triliun, dan PIP untuk 9,9 juta siswa senilai Rp5,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News