Ekonom Indef Aviliani . Foto : Medcom/Husen M.
Ekonom Indef Aviliani . Foto : Medcom/Husen M.

Hindari Resesi, Pemerintah Didorong Percepat Realisasi Belanja Negara

Eko Nordiansyah • 23 Juli 2020 16:42
Jakarta: Pemerintah disarankan untuk mempercepat realisasi belanja negara. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong perekonomian, sehingga pada kuartal III ekonomi tumbuh positif dan Indonesia bisa terhindar dari ancaman resesi.
 
Ekonom Indef Aviliani mengatakan belanja pemerintah menjadi sumber yang bisa diandalkan untuk mendorong perekonomian. Jika belanja negara tidak didorong secepatnya, maka kemungkinan pertumbuhan ekonomi akan kembali negatif di kuartal III.
 
"Kalau kita enggak belanja juga kita akan resesi. Kenapa? Karena kuartal III kita bisa negatif lagi, kalau negatif lagi kita masuk resesi. Tapi kalau yang kuartal III bisa positif, kita akan bisa recovery," kata dia dalam video conference di Jakarta, Kamis, 23 Juli 2020.

Hingga semester I-2020, realisasi belanja negara sebesar Rp1.068,9 triliun atau naik tipis 3,3 persen dari periode sama tahun lalu. Belanja negara tercatat baru 39 persen dari alokasi dalam Perpres 72 Tahun 2020 sebesar Rp2.739,2 triliun.
 
Aviliani menambahkan realisasi anggaran pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp695,2 triliun juga masih terbilang minim. Padahal anggaran tersebut sudah mendapat persetujuan dari DPR tinggal implementasi saja yang masih terkendala birokrasi.
 
"Kalau semua kementerian bisa menjalankan yang Rp600 triliun itu, sebenarnya ekonomi kita enggak akan jatuh-jatuh banget. Problemnya semua orang enggak mau kena hukum walau ada dalam UU ada imunitas bagi pejabat negara tapi siapa yang berani melakukan itu," ungkap dia.
 
Ia juga mengkritisi pembentukan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Kehadiran komite ini dinilainya bukan mempercepat realisasi anggaran justru malah membuat proses birokrasi di kementerian semakin panjang.
 
"Komite ini enggak bisa mengeksekusi anggaran. Anggaran itu adanya di departemen. Jadi harus hati-hati, birokrasinya malah jadi lebih panjang. Jadi saya agak khawatir, orang-orangnya yang ada di dalamnya bagus tapi mungkin birokrasinya bisa tidak untuk tidak melakukan bisnis as usual," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan