Direktur Eksekutif Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah memproyeksikan Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuannya pada 2020 ini. Bahkan, ia meramalkan penurunan BI-7day Reverse Repo Rate bisa dilakukan hingga tiga kali.
"Ada peluang bagi BI untuk menurunkan lagi. Perkiraan saya bisa turun dua hingga tiga kali, sekitar 50 sampai 75 basis poin (bps)," ujar Piter dalam diskusi di ruang rapat Fraksi Partai NasDem DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 12 Februari 2020.
Piter optimistis bank sentral akan menerapkan kebijakan moneter dengan level suku bunga acuan rendah hingga 4,25 persen. Ini pernah terjadi pada September 2017 dan bertahan selama tujuh bulan hingga Mei 2018.
"Jadi Bank Indonesia saya kira targetnya dia akan mengulang suku bunga acuan terendahnya, yaitu hingga level 4,25 persen," papar dia.
Piter menyebut, penerapan suku bunga acuan yang rendah bertujuan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi domestik. "Karena dengan penurunan itu diharapkan pertumbuhan kredit naik, pertumbuhan investasi naik. Ujung-ujungnya ekonomi kita bisa lebih baik," tegasnya.
Pada tahun lalu, Bank Indonesia telah menurunkan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebanyak 100 basis points (bps). Secara berturut-turut bank sentral menurunkan suku bunga acuannya sejak Juli hingga Oktober 2019, dari posisi enam persen ke level lima persen.
Teranyar, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 Januari 2020, BI 7-Day (Reverse) Repo Rate ditahan di posisi lima persen. Bank sentral juga mempertahankan suku bunga deposit facility di level 4,25 persen dan suku bunga lending facility sebesar 5,75 persen.
Bank Indonesia mengklaim kebijakan moneter ini tetap akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News