"Artinya, ini tren yang bisa ditangkap bahwa ekonomi membaik. Kemarin ada hiccup (tersendat) sedikit tapi sudah terkover kembali," kata dia dalam webinar di Jakarta, Selasa, 15 September 2020.
Menurutnya, respons kebijakan pemerintah terhadap rencana PSBB cukup cepat. Saat ini sudah dilakukan pengetatan PSBB, bukan dengan menerapkan PSBB secara penuh seperti awal terjadinya pandemi covid-19 di Indonesia Maret lalu.
"Jumat kemarin adalah trading terbesar sepanjang sejarah. Trade-nya positif karena respons kebijakan pemerintah untuk penanganan pandemi," jelas dia.
Pada Jumat, 11 September lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat naik 125,251 poin (2,56 persen) ke 5.016,712. Padahal sehari sebelumnya IHSG mengalami koreksi tajam minus 5,01 persen ke level 4.891,5.
Bukan hanya di pasar modal, Airlangga menyebut perbaikan ekonomi Indonesia juga terjadi di pasar keuangan. Ini terlihat dari apresiasi nilai tukar rupiah sebesar 8,78 persen, lebih tinggi dari mata uang Filipina, Malaysia, Singapura, bahkan Jepang.
"Kita gunakan 1 April karena jadi titik terendah covid di berbagai negara, termasuk Indonesia. Mata uang terapresiasi paling tinggi adalah Australia dolar dan Indonesia rupiah. Filipina, India rupee, Japan yen lebih rendah apresiasinya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News