Pemerintah optimistis anggaran PEN dapat terserap semua hingga akhir tahun. Seperti yang diketahui, beberapa sektor tercatat menyerap dana PEN tinggi, di antaranya adalah perlindungan sosial terealisasi Rp207,8 triliun atau 88,9 persen dari pagu Rp233,69 triliun, dana dukungan bagi UMKM terealisasi Rp98,76 triliun dari total pagu Rp115,82 triliun.
Namun, masih banyak klaster dalam program PEN yang realisasinya tergolong rendah seperti kesehatan, dukungan dunia usaha, serta pembiayaan korporasi.
Bidang kesehatan terealisasi 41,2 persen dari pagu Rp97,9 triliun, yaitu Rp40,32 triliun, dan bidang sektoral K/L dan pemda terealisasi Rp36,25 triliun atau 54,9 persen dari pagu Rp65,97 triliun.
Sedangkan, anggaran PEN untuk insentif dunia usaha baru terealisasi Rp46,4 triliun atau 38,5 persen dari pagu Rp120,6 triliun dan pembiayaan korporasi Rp2 triliun dari pagu Rp61,2 triliun. Pemerintah berencana melanjutkan penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional pada 2021, sebesar Rp356,4 triliun.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan P Roeslani menyampaikan dengan adanya stimulus PEN amat membantu menahan kontraksi ekonomi.
Pasalnya, kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II dan III-2020 telah menyebabkan terjadinya peningkatan pengangguran terbuka. Tercatat angka pengangguran pada Agustus 2019 sebesar 5,32 persen dan pada Agustus 2020 naik menjadi 7,07 persen.
"Kontraksi pertumbuhan ekonomi nasional tentunya meningkatkan pengangguran terbuka dari 5,32 persen pada Agustus 2019 menjadi 7,07 persen pada Agustus 2020. Dengan adanya PEN tentu akan menahan kontraksi dan ini juga telah membuat dunia usaha kembali berjalan," ungkap Rosan dalam tayangan Primetime News yang disiarkan Metro TV, pada Kamis, 3 Desember 2020 malam.
Saat ini, lanjutnya, yang dibutuhkan untuk kembali menggairahkan dunia usaha adalah menjaga demand side. Sebab, dari sektor itulah investasi akan masuk. Hal itu, demi mendukung supply.
Adanya vaksin di Januari 2021, kata dia, akan lebih menambah rasa nyaman, kepercayaan dan dipercaya. Hal itu akan mendorong daya beli dan perluasan investasi. Melalui vaksinasi, diharapkan rasa aman akan meningkat, sehingga masyarakat kembali berbelanja atau bepergian.
"Vaksinasi ini kaitannya dengan peningkatan konsumsi rumah tangga. Kontribusinya 56 persen sampai 57 persen terhadap ekonomi kita," jelas Rosan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News