"Mendorong efisiensi, meningkatkan produktivitas, sehingga target pertumbuhan ekonomi dapat tercapai melalui proses yang sehat," ujar Ketua KPPI Syarkawi Rauf, di Gedung KPPU, Jalan IR H Juanda, Jakarta Pusat, Selasa (28/7/2015).
Fokus KPPU di antaranya di sektor keuangan, bagaimana menurunkan suku bunga bank yang berat bagi dunia usaha. "Suku bunga di Singapura empat persen, Malaysia enam persen, Thailand lebih rendah dari Indonesia. Di akhir 2015, pelaku usaha akan banyak keteteran hadapi negara lain, karena dari sisi biaya suku bunga terlalu tinggi," lanjut dia.
KPPU juga akan mendorong efisiensi di sektor logistik, baik transportasi darat maupun laut. "Bagaimana mendorong bisnis di pelabuhan. Beban usaha di logistik Indonesia ini cukup tinggi. Sementara negara lain hanya 15 hingga 17 persen," jelasnya.
Selain itu, juga akan berusaha mencegah mafia pangan, khususnya untuk pangan strategis, seperti beras, daging dan kedelai yang sifatnya oligopoli. Serta fokus di sektor pendidikan, kesehatan dan energi untuk ekonomi Indonesia ke depan.
Sementara untuk mencegah praktik kecurangan pada persaingan usaha, KPPU akan memfokuskan diri pada pencegahan kasus bukan lagi pada penegakan hukum setelah praktik kecurangan persaingan usaha terjadi.
"Bagaimana mendorong aspek pencegahan lebih dominan dibanding penegakan hukum. Ada praktik kartel bawang putih, menurut penelitian KPPU justru karena kebijakan pemerintah yang kurang pas dan fasilitasi kartel. Untuk itu ke depan,jangan sampai kebijakan pemerintah ada yang tujuannya bagus justru menciptakan kartel-kartel baru," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News