“Kami akan optimalkan sistem yang ada. Biasanya kalau kejelekan pemimpin baru, yang lama itu diobrak-abrik, buat baru lagi, soalnya mau bikin tonggak baru. Saya tidak akan seperti itu pendekatannya,” kata Purbaya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, dilansir Antara, Selasa, 9 September 2025.
Fokus perkuat sistem yang sudah ada
Alih-alih membuat kebijakan baru, Purbaya memilih untuk mempercepat kinerja mesin fiskal yang sudah berjalan.Ia menilai, strategi ini lebih efektif dibanding harus mengubah pondasi yang sudah terbukti.
Dia juga yakin tidak akan butuh waktu lama untuk beradaptasi sebagai Menkeu karena memiliki pengalaman panjang dalam urusan fiskal.
Baca juga: Sri Mulyani Kena Reshuffle, Istana: Atas Dasar Evaluasi Kinerja |
Berpengalaman tangani krisis
Purbaya mengingatkan publik soal pengalamannya mendampingi Presiden Joko Widodo saat krisis covid-19 tahun 2020-2021. Kala itu, ia ikut merumuskan strategi fiskal untuk menjaga daya tahan ekonomi.“Bukan dari anggaran saja, tapi cara mengelola uang pada waktu itu,” ujarnya.
Selain itu, Purbaya juga pernah membantu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2008, serta ditunjuk sebagai Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden (KSP) era Jokowi.
“Jadi kalau dibilang saya tidak punya pengalaman (fiskal), salah besar,” tegasnya.
Baca juga: Profil Purbaya Yudhi Sadewa, Lulusan ITB yang Gantikan Sri Mulyani Sebagai Menteri Keuangan |
Dorong fiskal tetap sehat
Sebagai Menkeu baru, Purbaya ingin memastikan fiskal tetap sehat namun mampu mendorong perekonomian lewat belanja negara yang optimal.Menurutnya, belanja pemerintah dalam dua triwulan terakhir cenderung lambat dan memberi dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. Karena itu, ia menekankan perlunya menjaga keseimbangan antara kehati-hatian fiskal dan percepatan belanja.
“Saya ahli fiskal. Jadi, saya mengerti betul fiskal yang prudent seperti apa,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News