Ilustrasi utang luar negeri. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.
Ilustrasi utang luar negeri. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.

Hore! Utang Luar Negeri Indonesia Akhirnya Turun

Husen Miftahudin • 16 Desember 2024 11:52
Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2024 sebesar USD423,4 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada September 2024 yang sebesar USD428,5 miliar.
 
"Secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 7,7 persen (yoy), menurun dibandingkan 8,5 persen pada September 2024. Penurunan tersebut bersumber dari ULN sektor publik dan swasta," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam siaran pers, Senin, 16 Desember 2024.
 

Utang pemerintah turun


Adapun, posisi ULN pemerintah pada Oktober 2024 tercatat sebesar USD201,1 miliar, turun dibandingkan dengan posisi pada September 2024 yang tercatat sebesar USD204,1 miliar.
 
Secara tahunan, ULN pemerintah mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,6 persen (yoy). Penurunan posisi ULN pemerintah bersumber dari turunnya posisi pinjaman dan surat utang.

Pemerintah mengklaim akan terus berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara pruden dan akuntabel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal.
 
"Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor prioritas dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN," jelas Ramdan.
 
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (21,0 persen dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (19,1 persen); Jasa Pendidikan (16,8 persen); Konstruksi (13,5 persen); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,1 persen).
 
"Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah," terang Ramdan.
 
Baca juga: Daftar Negara yang Tidak Punya Utang ke Luar Negeri
 

Utang swasta juga terpangkas


Sementara itu, ULN swasta pada Oktober 2024 tercatat sebesar USD195,1 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan USD196,7 miliar pada September 2024. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,4 persen (yoy).
 
Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari perusahaan lembaga keuangan (financial corporations) dan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 3,1 persen (yoy) dan 0,9 persen (yoy).
 
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 79,3 persen dari total ULN swasta.
 
"ULN swasta juga tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,0 persen terhadap total ULN swasta," papar Ramdan.
 
Ramdan menyatakan, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 30,4 persen pada Oktober 2024 dari 31,1 persen pada September 2024, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,5 persen dari total ULN.
 
Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
 
"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," tutup Ramdan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan