Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

RAPBNP Diajukan Hari Ini, Defisit Anggaran Melebar

Suci Sedya Utami • 02 Juni 2016 10:18
medcom.id, Jakarta: Pemerintah akan mengajukan rancangan anggaran pendapatan belanja negara perubahan (RAPBNP) 2016 pada Kamis, 2 Juni ini.
 
Draf RAPBNP akan dibacakan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dalam Sidang Paripurna DPR, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Juni. Setelah dibacakan dalam Sidang Paripurna, sesuai jadwal DPR, akan ada rapat kerja antara Banggar DPR bersama Menkeu, Menteri PPN, Menkum HAM, dan Gubernur Bank Indonesia (BI).
 
Bambang sebelumnya menjelaskan jika ada beberapa perubahan angka dalam RAPBNP yang telah disusun. Salah satunya yakni pelebaran defisit anggaran menjadi 2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) yang mana sebelumnya dalam APBN ditaruh di level 2,15 persen dari PDB.

Pelebaran tersebut tidak terlepas dari perkiraan melesetnya target penerimaan negara yang menurut Bambang berasal dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tertama yang berasal dari sumber daya alam (SDA). "Penerimaan negara turun sesuai penurunan PNBP," kata Bambang.
 
Sementara untuk pajak, dirinya masih optimistis masih bisa diupayakan tercapai mengingat ada bantuan dari penerapan kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty.
 
Di sisi belanja negara, Presiden Jokowi telah menginstruksikan untuk melakukan efisiensi anggaran belanja terutama pada alokasi anggaran kementerian atau lembaga Rp50,2 triliun. Tak hanya itu, alokasi ke daerah melalui dana alokasi khusus (DAK) fisik juga ikut terpangkas Rp8,3 triliun.
 
"Belanja dipangkas sesuai (diupayakan) sebesar penurunan PNBP. Nanti kita lihat," ujar dia.
 
Asal tahu saja, dalam APBN 2016, Pemerintah mematok target pendapatan negara Rp1.822,5 triliun, sementara target belanja negara dipatok Rp2.095,7 triliun. Dengan defisit anggaran 2,15 persen, pemerintah menganggarkan pembiayaan tahun ini Rp273,2 triliun.
 
Sementara, untuk asumsi makro di antaranya pertumbuhan ekonomi 5,3 persen, inflasi 4,7 persen, nilai tukar rupiah Rp13.900 per USD, tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan 5,5 persen, harga minyak mentah Indonesia rata-rata USD50 per barel, lifting minyak rata-rata 830.000 barel per hari, dan lifting gas rata-rata 1.155 ribu barel setara minyak.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan