Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Teguh Pranomo. (FOTO: MTVN/Amaluddin)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Teguh Pranomo. (FOTO: MTVN/Amaluddin)

BPS: Agustus 2016, Laju Inflasi Jatim Lebih Rendah

Amaluddin • 03 September 2016 16:08
medcom.id, Surabaya: Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat laju inflasi Jatim tahun kalender di Agustus 2016 mengalami inflasi sebesar 1,80 persen. Angka tersebut lebih rendah dibanding tahun kalender Agustus 2015 yang mengalami inflasi sebesar 2,11 persen.
 
"Inflasi secara year-on-year (yoy) Agustus 2016 Jatim sebesar 2,77 persen, angka ini lebih rendah dibanding inflasi yoy Agustus 2015 sebesar 6,79 persen," jelas Kepala BPS Jatim Teguh Pranomo, di Surabaya, seperti diberitakan Sabtu (3/9/2016).
 
BPS Jatim mencatat ada empat dari enam ibu kota di provinsi Pulau Jawa mengalami deflasi. Sedangkan dua kota lainnya mengalami inflasi. Sementara deflasi tertinggi adalah Bandung, Provinsi Jabar, sebesar 0,49 persen. Kemudian diikuti Semarang 0,21 persen, Serang 0,08 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Yogyakarta 0,04 persen.

"Dua kota yang mengalami inflasi adalah DKI Jakarta sebesar 0,01 persen dan Surabaya sebesar 0,10 persen," kata Teguh.
 
Adapun dari 82 kota IHK nasional, sebanyak 49 kota mengalami deflasi dan 33 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi yaitu Kupang 0,87 persen sedangkan kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sorong dan Manokwari sebesar 1,27 persen.
 
Sedangkan dari tujuh kelompok pengeluaran, dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan masing-masing 1,11 persen dan 0,94 persen.
 
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok  pendidikan, rekreasi dan olahraga 1,94 persen, diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,54 persen, kelompok kesehatan 0,42 persen, kelompok sandang 0,39 persen, dan inflasi terendah pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,11 persen.
 
Komoditas yang memberikan andil terbesar deflasi adalah turunya harga daging ayam ras, angkutan udara, wortel, angkutan antar kota, beras, gula pasir, kendaraan carter/rental, apel, tarif kendaraan travel, dan tempe.
 
Serta komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah naiknya biaya sekolah dasar, tarif listrik, biaya sekolah menengah atas, biaya sekolah menengah pertama, cabai rawit, kentang, emas perhiasan, sewa rumah, upah pembantu rumah tangga, dan kontrak rumah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan