"Jadi kombinasi dari ekspor yang kita coba pertahankan dan kekuatan pasar dalam negeri akan menjadi kunci bagi kita. Bukan hanya kita bisa menangkal risiko internasional tapi justru mempertahankan momentum pemulihan ekonomi," kata Mahendra dalam webinar LPEI 'Perempuan Tangguh dalam Ekspor Berkelanjutan', Jumat, 20 Mei 2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada kuartal I-2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen (yoy) dengan ekspor tumbuh hingga 16,22 persen (yoy) dan konsumsi rumah tangga tumbuh 4,34 persen (yoy).
Ia menilai keberhasilan Indonesia memanfaatkan momentum kenaikan harga komoditas untuk mendorong ekspor sambil tetap menjaga konsumsi dalam negeri menyebabkan Indonesia cepat pulih dari krisis akibat pandemi covid-19.
"Kenapa pada 1998, 2000, 2001 ekonomi Indonesia memerlukan hampir 10 tahun untuk turn around, dan saat ini relatif cepat satu setengah tahun, salah satu pendorong pemulihan ekonomi yang luar biasa tahun ini dan tahun lalu adalah ekspor," katanya.
Pada April 2022, ekspor Indonesia tercatat mencapai nilai USD27,32 miliar atau tumbuh 47,76 persen (yoy) didorong oleh ekspor komoditas batu bara, minyak kelapa sawit dan turunannya, serta baja dan turunannya.
Sinergi antarkementerian dan lembaga yang baik untuk menangani covid-19 juga mempercepat pemulihan ekonomi nasional sehingga perlu diteruskan termasuk dalam menjaga ekspor ke depan.
"Sinergi ini perlu kita dorong untuk pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. Ini perlu diperkuat untuk ekspor utamanya saat ingin dukung eksportir agar sukses maupun mendukung eksportir yang masih harus ditingkatkan kapasitas dan aksesnya kepada pasar," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News