Sri Mulyani mengungkapkan dokumen ini akan digunakan sebagai bahan Pembicaraan Pendahuluan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2022. Nantinya APBN akan dirancang secara fleksibel namun tetap hati-hati.
"Dengan dinamika yang sangat tinggi, kita harus mampu merancang kebijakan fiskal yang fleksibel dan responsif namun tetap akuntabel dan hati-hati," kata dia dalam rapat paripurna DPR RI, di Jakarta, Kamis, 20 Mei 2021.
Ia menambahkan RAPBN 2022 disusun dengan mempertimbangkan berbagai dinamika, risiko ketidakpastian, potensi pemulihan ekonomi global dan nasional di tahun depan. Sri Mulyani meyakini covid-19 bisa semakin dikendalikan agar bisa ekonomi pulih.
"Dengan catatan bahwa covid-19 dapat terus dikendalikan dan fungsi intermediary perbankan dapat kembali pulih, didukung oleh kebijakan moneter Bank Indonesia dan kebijakan sektor keuangan OJK yang kondusif," ungkapnya.
Oleh karena itu, pemerintah mengusulkan kisaran indikator ekonomi makro untuk penyusunan RAPBN 2022 adalah sebagai berikut pertumbuhan ekonomi 5,2 sampai 5,8 persen, inflasi dua hingga empat persen; tingkat suku bunga SUN 10 Tahun 6,32-7,27 persen.
Sementara nilai tukar rupiah ditargetkan antara Rp13.900 sampai Rp15 ribu per USD, harga minyak mentah Indonesia USD55-USD65 per barel, lifting minyak bumi 686 ribu-726 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1.031 ribu-1.103 ribu barel setara minyak per hari.
"Belajar dari kondisi dinamika dalam penanganan covid-19 dan dampaknya yang sangat luas, juga tantangan struktural yang harus diatasi dalam perekonomian kita, maka arsitektur kebijakan fiskal harus bersifat antisipatif, responsif, dan pragmatis, namun tetap fokus pada tercapainya tujuan jangka panjang," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id