"APBN kita cukup kuat dan punya ruang untuk respons itu (ketidakpastian global)," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, di Kawasan SCBD, Jakarta, Senin, 16 Juli 2018.
Dirinya menambahkan ketidakpastian salah satunya datang karena kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Di sisi moneter, kebijakan pengetatan suku bunga AS oleh the Federal Reserve dan juga diikuti oleh normalisasi kebijakan bank sentral Uni Eropa (ECB).
"Tapi kalau diperdebatkan apa yang membuat ketidakpastian ini menjadi tinggi adalah yang berasal dari perdagangan. Karena ini tidak pernah terjadi sebelumnya, karena kalau ada dispute trade ada WTO tapi kalau sudah unilateral, maka akan susah," jelas dia.
Di dalam negeri, keuangan negara sampai dengan semester I masih mengalami surplus. Tak hanya itu, penerimaan negara tumbuh sebesar 16 persen, dengan penerimaan pajak yang naik 14,3 persen serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tumbuh lebih dari 23 persen.
Sementara itu, belanja negara sangat kuat dengan tumbuh sebesar 5,7 persen atau lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya tiga persen. Untuk itu, Menkeu berharap pemerintah mampu menjaga momentum ini pada semester II-2018.
"Paling tidak kita berharap APBN kita, pertama crate confident and certainty. Karena kalau APBN sendiri tidak jadi insturmen yang baik maka akan menimbulkan banyak sekali permasalahan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id