Adapun dari total Rp2.439,7 triliun jumlah RAPBN tersebut, pembiayaan melalui utang mencapai Rp359,3 triliun dan Anggaran belanja pegawai ditetapkan mencapai Rp368,6 triliun atau naik sekitar Rp26,1 triliun dibandingkan 2018.
Peneliti Senior Indef Didik J Rachbini mengungkapkan terjadi pemborosan di lini birokrasi, belanja pusat dan daerah pada sisi belanja pemerintah. Di mana belanja daerah sebesar 80-90 persen tidak mendukung pembangunan atau hanya dihabiskan untuk anggaran rutin.
"Ada pemborosan dari sisi belanja. 80-90 persen habis untuk urusan rutin. Perlu dikontrol, tidak cukup hanya Indef harus ada yang lain," ujarnya di Restoran Rantang Ibu, Pasar Minggu, Jakarta, Rabu, 29 Agustus 2018.
Ia mencontohkan anggaran pendidikan pada 2019 direncanakan Rp487,9 triliun. Namun dari jumlah itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hanya mendapatkan anggaran sebesar Rp46 triliun. Sedangkan sisanya dialokasikan ke kementerian lain.
"Itu pertanda bahwa perilaku aktor mengambil, dan tidak ada kontrol," imbuh dia.
Sementara itu pendapatan negara ditargetkan Rp2.142,5 triliun, naik dibandingkan 2018 sebesar Rp1.893,7 triliun. Namun kata Didik pendapatan atau penerimaan masih terkendala oleh pengembangan pajak atau birokrasi.
Di sisi lain, pertumbuhan utang luar negeri juga lebih besar sehingga tingkat beban pembayaran kewajiban utang menjadi tinggi meski dapat di roll over ke tahun-tahun berikutnya. Konsekuensinya, dapat menggerus kemampuan ruang fiskal Pemerintah ditengah penurunan angka tax ratio.
"ULN pemerintah semakin tidak efektif membangun produktivitas nasional. Dilihat dari rasio utang terhadap PDB dan PMTB yang semakin membesar," pungkas dia.
Pemerintah sebelumnya menargetkan belanja negara mencapai Rp2.439,7 triliun di dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Target tersebut merupakan 15 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Jumlah tersebut 10 persen lebih tinggi dari perkiraan realisasi belanja negara di 2018 atau meningkat 37,3 persen jika dibandingkan dengan belanja negara di 2014, sebesar Rp1.777,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id