Gedung Bank Dunia. Foto: AFP/Eric Baradat.
Gedung Bank Dunia. Foto: AFP/Eric Baradat.

Kemenkeu: Proyeksi Bank Dunia Masih Sejalan Outlook Pemerintah

Eko Nordiansyah • 22 Juni 2022 18:35
Jakarta: Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, proyeksi Bank Dunia untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sejalan dengan outlook dari pemerintah. Proyeksi tersebut juga didukung oleh kondisi dalam negeri yang positif.
 
Bank Dunia sebelumnya memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,1 persen 2022 dan 5,3 persen pada 2023. Namun karena adanya tekanan global, Bank Dunia juga memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh melambat 4,6 persen pada 2022 dan 4,7 persen pada 2023.
 
"Proyeksi ini masih sejalan dengan rentang outlook pertumbuhan ekonomi pemerintah. Ini mengindikasikan bahwa resiliensi Indonesia masih terjaga di tengah peningkatan risiko global," kata dia dalam keterangan resminya, Rabu, 22 Juni 2022.

Menurut Bank Dunia, pemulihan ekonomi Indonesia masih berlanjut meski di tengah situasi global yang semakin menantang, baik karena tekanan inflasi dunia, pengetatan kebijakan moneter eksternal, dan pemburukan kondisi perekonomian global.
 
Setelah mampu tumbuh 3,7 persen pada 2021, momentum pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut hingga kuartal I-2022. Pertumbuhan ekonomi tercatat cukup tinggi sebesar 5,01 persen, meski sempat mengalami gelombang Omicron di awal tahun ini.
 
Meskipun demikian, Bank Dunia menyampaikan perlu antisipasi jika kondisi global memburuk akibat eskalasi berbagai risiko, seperti inflasi yang tinggi yang memicu pengetatan kebijakan moneter, serta risiko terbatasnya pasokan dan tingginya harga pangan dunia.
 
Sementara itu, inflasi Indonesia pada tahun ini diprediksi akan mencapai 3,6 persen oleh Bank Dunia. Ia menilai, proyeksi ini masih dalam rentang target inflasi Bank Indonesia dan asumsi makro dalam APBN sebesar dua sampai empat persen.
 
"Rasio defisit APBN terhadap PDB Indonesia pun diproyeksi secara lebih optimistis oleh Bank Dunia di tingkat 3,7 persen dibandingkan postur APBN 2022 baru sebesar 4,5 persen mencerminkan optimisme konsolidasi fiskal yang lebih baik," ungkapnya.
 
Bank Dunia mengidentifikasi beberapa area reformasi struktural yang dapat dipertimbangkan, antara lain menciptakan ruang fiskal yang lebih besar, peningkatan kualitas belanja, dan pengelolaan subsidi, dukungan UMKM, serta pendalaman dan inklusi sektor keuangan.
 
"Pemerintah mengapresiasi Bank Dunia yang menilai reformasi kebijakan struktural yang berkelanjutan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan dan mengurangi ketergantungan pada stimulus ekonomi makro jangka pendek," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan