"Hal ini mengingat penyebaran covid-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda menuju titik kulminasi (titik tertinggi) kemudian turun secara perlahan," kata Rizal dikutip dari Antara, Sabtu, 18 Juli 2020.
Ia menjelaskan jika puncak penyebaran covid-19 pada gelombang pertama terjadi pada Agustus-September 2020, maka penurunan kurva akan terjadi di Oktober-Desember.
Sepanjang periode itu, ekonomi akan sulit pulih lantaran perbaikan tatanan ekonomi terjadi secara perlahan imbas efek transisi.
"Jika ini benar maka pada Oktober-Desember 2020 adalah menurunnya kurva penyebaran hingga titik tertentu," ungkap dia.
Lebih lanjut, jika tingkat kedisiplinan masyarakat rendah disusul gelombang kedua penyebaran covid-19, maka pemulihan ekonomi paling cepat bisa dirasakan pada akhir 2021 atau awal 2022.
"Prediksi ini relatif realistis namun tetap dalam koridor rezim optimistik," pungkas dia.
Sebelumnya, Country Director Bank Dunia Indonesia Satu Kahkonen menyebutkan ekonomi Indonesia akan mulai terbuka dan kembali pulih dari tekanan dampak pandemi pada Agustus tahun ini.
“Ekonomi Indonesia akan kembali terbuka penuh pada Agustus (tahun ini),” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News