Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet menilai ada peralihan konsumsi dari masyarakat kelas menengah atas.
Menurut dia, orang mampu melakukan penyesuaian dengan mengganti pola konsumsi mereka dengan belanja yang sifatnya memberikan pengalaman seperti kegiatan liburan atau travelling.
"Aktivitas travelling itu tumbuh 10,77 persen (yoy). Masyarakat melakukan perubahan yang tadinya berbelanja makanan minuman sebagai hal yang sekunder, menjadi aktivitas belanja untuk pengalaman seperti travelling," kata Yusuf kepada Media Indonesia, dikutip Kamis, 9 November 2023.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI di Bawah 5% pada Kuartal III-2023 |
Bantuan pemerintah berkurang
Ia juga mengemukakan penyebab industri mamin loyo di kuartal ketiga tahun ini karena berkurangnya tambalan bantuan pemerintah untuk masyarakat menengah.
Di tahun lalu, pemerintah aktif memberikan bantuan sosial tunai untuk kelompok menengah ke bawah, sehingga masyarakat siap membelanjakan lebih banyak.
Sementara di tahun ini, beragam bantuan sosial seperti bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT) tidak disalurkan pemerintah secara penuh.
Alhasil, masyarakat cenderung menahan konsumsi makanan minuman yang tidak penting sifatnya dan akhirnya mempengaruhi pertumbuhan pada industri tersebut.
"Masalah bantuan ini berdampak terhadap pola konsumsi mereka dan saya kira salah satu sektor lapangan usaha yang kemudian terdampak dengan perubahan pola konsumsi tersebut adalah industri mamin," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News