Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Adriyanto mengatakan angka tersebut bisa dicapai asalkan tak ada situasi yang genting terjadi. Sejumlah sentimen positif diharapkan terus berdatangan dan nantinya mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi.
"Angka yang masih bisa diraih dengan perkembangan saat ini, dengan catatan enggak terjadi geopolitik yang masif lagi," kata Adriyanto, dalam pelatihan media, di Bogor, Jawa Barat, Selasa, 12 Desember 2017.
Selain itu, tambahnya, situasi dan kondisi ekonomi global terutama negara maju akan lebih baik dari saat ini. Ada optimisme di sektor riil yang akan bergerak cukup kuat, ditandai dengan naiknya Purchasing Manager Index (PMI) AS dan kenaikan harga komoditas.
"Kebijakan masing-masing negara kalau dilihat sisi sektor riil prospek ke depan cukup optimis dan ada peningkatan aktivitas perdagangan," tutur dia.
Bahkan dengan melihat tren ekonomi dalam negeri saat ini yang bergerak naik akan membuat keyakinan tersebut bertambah besar. Tren tersebut dinilai membuat fundamental ekonomi Indonesia kian kuat dan memberikan kepercayaan bagi investor untuk berinvestasi di dalam negeri.
Tahun depan, investasi ditargetkan tumbuh tujuh persen yang tentunya didorong oleh beberapa sumber yakni dari belanja modal Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pertumbuhan pasar modal, dan pasar keuangan.
"Lalu pemerintah sudah keluarkan paket kebijakan 16 terkait penyederhanaan izin investasi. Kita harapkan bisa mendorong investasi, tapi yang penting bisa memastikan pasar keuangan dalam negeri terjaga baik dan menjaga kepercayaan," pungkas Adriyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id