Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

RAPBN 2017

Pemerintah Siap Waspadai Sejumlah Tantangan Ekonomi di 2017

Angga Bratadharma • 14 Juli 2016 15:28
medcom.id, Jakarta: Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai ada beberapa tantangan yang akan dihadapi ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang, utamanya di 2017. Dalam hal ini, pemerintah memiliki strategi tersendiri untuk mengarahkan kebijakan ekonomi secara umum agar akselerasi bisa dimaksimalkan.
 
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro menjelaskan, beberapa tantangan yang dimaksud seperti ketidakpastian ekonomi dunia, adanya pengetatan likuiditas global, berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dan arus modal ada kecenderungan masuk ke negara maju atau tidak lagi ke negara emerging market.
 
"Di sisi lain, daya saing kita masih rendah, infrastruktur belum optimal, masih rendahnya inovasi, ada kesenjangan ekonomi, kedaulatan pangan, dan masih tingginya Cost of Fund (CoF)," ungkap Bambang, saat rapat tentang asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (14/7/2016).

Atas dasar itu, lanjut Bambang, arah kebijakan yang diambil pemerintah di Tahun Anggaran (TA) 2017 adalah bagaimana memacu pembangunan infrastruktur untuk memaksimalkan ketersediaan kesempatan kerja dan mengurangi kesenjangan sosial.
 
"Apalagi, harga komoditas rendah. Di sisi lain, permintaan kurang baik bagi negara-negara pengimpor komoditas. Selain itu, ada ketidakpastian pasar keuangan global dan membuat arus modal ke emerging market cenderung ke negara maju. Tidak hanya itu, perlu ada kewaspadaan atas apresiasi USD yang akan terus berlanjut," tegas Bambang.
 
Pada sisi lain, masih kata Bambang, pertumbuhan ekonomi Tiongkok di kuartal I-2016 hanya mampu tumbuh dikisaran 6,7 persen. Bisa dikatakan, pencapaian itu rendah untuk negara sekelas Tiongkok. Apalagi, indeks komoditas masih rendah dan memberikan dampak terhadap laju ekonomi di dunia.
 
"Perlu diwaspadai. Apalagi, IMF terus memangkas prediksi pertumbuhan dari 3,4 persen jadi di angka 3,2 persen. Bahkan, di 2017, IMF sudah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,6 persen menjadi 3,5 persen. Tapi kalau lihat ASEAN 5, memang tidak ada revisi ke bawah. Ini berita  baiknya," pungkas Bambang.
 
Dalam rapat ini, pemerintah tetap mengusulkan pertumbuhan ekonomi di RAPBN 2017 berada di kisaran 5,3 persen sampai dengan 5,9 persen, tingkat inflasi di 3,0 persen sampai dengan 5,0 persen, suku bunga SPN tiga bulan di 5,0 persen sampai dengan 6,0 persen, dan nilai tukar rupiah di Rp13.650 per USD sampai dengan Rp13.900 per USD.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan