"Memang yang namanya pemerataan itu indikator yang tidak mudah berubah. Bahwa kalau dia memburuk kita harus syukuri itu, memang tidak membaik itu juga betul," ujar Darmin, usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Legislasi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 17 Juli 2017.
Darmin mengatakan gini ratio yang cenderung stagnan terjadi akibat dari berbagai macam penyebabnya. "Ini ada hubungannya macam-macam, dengan musim hujan agak banyak waktu panen memengaruhi yang kemudian ke harga beras," ujar Darmin.
Dia menjelaskan bahwa musim hujan yang terbilang panjang dari awal Febuari hingga pertengahan tahun menyebabkan waktu panen petani menjadi lambat. "Februari masih hujan. Saya tidak merasa risau yang penting jangan naik. Memang harus dibaca lebih teliti. Tapi ada hubungannya dengan harga komoditi pangan yang musim hujan yang banyak," jelas Darmin.
Sementara itu, terkait dengan nilai ekspor maka tercatat kinerja ekspor di Juni 2017 turun 18,82 persen dibandingkan dengan Mei 2017, dari sebelumnya USD14.345,4 juta menjadi USD11.644,9 juta. Penurunan ekspor disebabkan turunnya ekspor non-migas sebesar 20,66 persen dari USD13.049,4 juta per Juni 2017 menjadi USD10.353,8 juta per Mei 2017.
"Ekspor kita ya lumayan baik, kalau dihitung bulan per bulan sebenarnya ada perlambatan. Tapi kalau year to date, Januari-Juni sekarang dengan tahun lalu pertumbuhannya masih baik 16-17-18 persen. Jadi dan surplusnya juga masih lumayan baik sehingga dampaknya pada perubahan APBN itu positif," pungkasnya. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id