Adapun asumsi makro untuk 2016 tersebut tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016, yang sudah diusulkan pemerintah. DPR RI sendiri sudah menyetujui untuk RAPBN 2016 dibahas lebih lanjut.
Ketua Banggar DPR RI Ahmadi Noor Supit mengatakan, hasil dari rapat yang dilakukan bersama pemerintah ini nantinya akan dilanjutkan pembahasannya lebih rinci dalam rapat panitia kerja (panja). Panja tersebut pun akan terbagi dalam beberapa panja, seperti Panja A, Panja B, dan Panja C.
"Nanti akan dilanjutkan pembahasannya ke tingkat panja," terang Supit, ketika melakukan raker dengan pemerintah, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (28/5/2015).
Dalam rapat tersebut, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memaparkan sejumlah asumsi makro ekonomi. Pada aspek ini, perekonomian Indonesia di 2016 diperkirakan akan mencapai angka 5,8 persen sampai dengan 6,2 persen.
Sedangkan untuk inflasi, diperkirakan berada pada kisaran empat persen plus minus satu persen. Perkiraan inflasi tersebut utamanya didukung oleh semakin membaiknya koordinasi kebijakan fiskal moneter dan sektor riil.
Sementara itu, nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak pada kisaran Rp12.800 per USD sampai dengan Rp13.200 per USD. Sedangkan untuk rata-rata suku bunga SPN 3 bulan tahun depan diperkirakan berkisar empat persen sampai dengan enam persen.
Untuk asumsi harga minyak, Bambang menjelaskan bahwa pemerintah memperkirakan akan bergerak pada kisaran USD60-USD80 per barel. Sedangkan untuk lifting minyak diasumsikan mencapai 830-850 ribu barel per hari. Lifting gas bumi sekitar 1.100-1.200 ribu barel setara minyak per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News