Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. FOTO: Kementerian Keuangan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. FOTO: Kementerian Keuangan

KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan RI di Kuartal IV-2021 Normal

Eko Nordiansyah • 02 Februari 2022 12:07
Jakarta: Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyampaikan, stabilitas sistem keuangan di Indonesia pada kuartal IV 2021 dalam kondisi normal. Hal ini terjadi seiring dengan penurunan kasus covid-19 di dalam negeri yang mendorong peningkatan aktivitas ekonomi.
 
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, anggota KSSK yang terdiri dari Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyepakati komitmen bersama untuk terus mendukung pemulihan ekonomi.
 
"KSSK menyepakati komitmen bersama untuk terus memperkuat sinergi guna menjaga stabilitas sistem keuangan dan momentum pemulihan ekonomi," kata dia, dalam video conference, Rabu, 2 Februari 2022.

Ia menambahkan, pemulihan ekonomi nasional berlanjut, didukung oleh perkembangan pandemi covid-19 yang terkendali dan mulai pulihnya aktivitas masyarakat. Pelonggaran PPKM dinilai mendukung berlanjutnya pemulihan aktivitas ekonomi.
 
"Kondisi ini tercermin pada perkembangan indikator dini hingga Desember 2021, antara lain mobilitas masyarakat yang melampaui level prapandemi, keyakinan konsumen yang kuat, penjualan eceran yang meningkat," ungkapnya.
 
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang bertahan di zona ekspansif, konsumsi listrik sektor industri dan bisnis yang meningkat, serta kinerja positif penjualan kendaraan bermotor dan semen.
 
Laju inflasi tetap rendah dengan IHK 2021 di level 1,87 persen (yoy) atau berada di bawah kisaran sasaran tiga plus minus satu persen. Surplus neraca perdagangan juga berlanjut di Desember 2021 dan secara kumulatif mencapai USD35,34 miliar.

Cadangan devisa

Sementara itu, cadangan devisa sebesar USD144,9 miliar, setara delapan bulan impor barang dan jasa. Perkembangan tersebut turut ditopang oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global dengan PMI, keyakinan konsumen, dan penjualan ritel yang tetap kuat.
 
Namun demikian, ia mengingatkan terdapat potensi risiko yang perlu diwaspadai, baik dari sisi domestik maupun global. Potensi risiko dari sisi domestik terutama terkait kenaikan kasus covid-19, serta risiko global yang dapat mengganggu pemulihan ekonomi.
 
Potensi risiko global dimaksud antara lain gangguan rantai pasok di tengah kenaikan permintaan yang mendorong peningkatan tekanan inflasi terutama
akibat kenaikan harga energi serta berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.
 
"Sejalan dengan percepatan kebijakan normalisasi the Fed dalam merespons tekanan inflasi AS yang meningkat serta peningkatan tensi geopolitik di kawasan Baltik," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan