Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati - - Foto: dok Kemenkeu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati - - Foto: dok Kemenkeu

Sri Mulyani: APBN Jadi Instrumen Penting untuk Tahan Efek Domino Akibat Pandemi

Eko Nordiansyah • 06 Juni 2022 10:20
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyadari pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia akan menimbulkan efek domino. Berawal dari masalah kesehatan, kemudian menjadi masalah sosial yang berdampak pada sektor keuangan maka dibutuhkan instrumen untuk menanganinya.
 
Untuk menghentikan efek domino tersebut, ia mengatakan, APBN menjadi instrumen yang sangat penting dalam memberi dukungan terhadap pemulihan ekonomi, sekaligus menjadi shock absorber yang melindungi masyarakat dari berbagai guncangan perekonomian.
 
Dalam kondisi extraordinary tersebut, pemerintah menyusun Perppu Nomor 1 Tahun 2020 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 2 Tahun 2020 yang memberikan landasan hukum yang kuat agar pemerintah dapat lebih fleksibel, responsif, dan antisipatif dalam penanganan pandemi covid-19.
 
"Dalam hal ini, yang unik dari Indonesia, kami merancang bahwa pandemi ini dan semua tindakan extraordinary yang akan kami terapkan untuk membantu orang-orang dari sisi kesehatan, sosial, serta usaha kecil menengah ini hanya memungkinkan untuk tiga tahun," kata dia dilansir dari laman resmi Kemenkeu, Senin, 6 Juni 2022.

Ia menjelaskan, kebijakan extraordinary tidak bisa terus menerus dilakukan sehingga pemerintah perlu melakukan konsolidasi fiskal untuk menyehatkan kembali APBN. Menurutnya, konsolidasi fiskal merupakan bentuk dari kredibilitas yang sangat sangat penting untuk sudut pandang kebijakan.
 
Jika respons kebijakan, baik di sektor fiskal, moneter, dan keuangan sudah terbentuk, Sri Mulyani menegaskan, fokus Indonesia selanjutnya adalah memastikan bahwa kerangka kerja tersebut dapat melindungi rakyat.
 
"Kita harus memastikan dampak yang terjadi karena pandemi akan terkompensasi dan kita harus kembali ke Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Mengurangi kemiskinan dari segi akses kesehatan, layanan pendidikan, serta sebagai jaring pengaman sosial. Itulah tiga hal yang paling penting bagi kami," ungkapnya.
 
Sri Mulyani menyebut, jalan untuk mencapai SDGs tidak akan mudah karena akan muncul berbagai tantangan baru, seperti kenaikan harga pangan dan energi akibat konflik geopolitik. Sebagai pembuat kebijakan, pemerintah harus memastikan kebijakan dan instrumennya akan terus siap.
 
"Ketika ekonomi baik, Anda harus memastikan alat fiskal Anda akan siap dan lebih sehat. Ketika kondisinya sangat buruk, Anda menggunakan semua ruang untuk membatasi kerusakan akibat guncangan. Sekali lagi, setiap ruang yang Anda miliki, Anda benar-benar harus memastikan, Anda tepat waktu, fleksibel, tetapi juga akuntabel. Tata kelola yang baik sangat penting," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan