Suasana kerja sama antara Indonesia dengan Australia. FOTO: Kemenko Perekonomian
Suasana kerja sama antara Indonesia dengan Australia. FOTO: Kemenko Perekonomian

Indonesia-Australia Berpotensi Jadi Pemain Utama Global Value Chains Baterai dan Mineral

Angga Bratadharma • 05 Juli 2023 11:59
Sydney: Dubes RI Canberra Siswo Pramono mengungkapkan kemitraan antara Indonesia dan Western Australia dapat membuka peluang besar di sektor mineral penting. Hal itu mengingat Australia Barat memiliki cadangan mineral yang melimpah untuk menghasilkan baterai Electric Vehicle (EV).
 
"Australia akan menjadi pemasok litium dan Indonesia akan menjadi pemasok nikel, di mana keduanya merupakan komponen utama dalam produksi EV," ujar Siswo, dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 5 Juli 2023.
 
Adapun sebagai bagian dari rangkaian acara dan kegiatan kunjungan Presiden Indonesia ke Australia untuk pertemuan tahunan dengan PM Australia, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyaksikan penandatanganan rencana aksi untuk implementasi MoU antara Pemerintah Negara Bagian Western Australia dan Kadin Indonesia, di Sydney, Australia.  

Penandatanganan rencana aksi dilakukan oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dan Premier of Western Australia Hon Roger Cook MLA. Rencana Aksi ini untuk mendetailkan implementasi dari MoU yang telah ditandatangani pada 21 Februari 2023 di Perth, oleh Ketua Kadin Arsjad Rasjid dan Deputy Premier Hon Roger Cook MLA.  
Baca juga: Sederet Strategi Pemerintah Jadikan Indonesia Negara Berpendapatan Tinggi

"Rencana Aksi merupakan tindak lanjut dari komitmen yang dibuat pada B20/G20 November 2022 lalu," papar Ketua Indonesia-Australia Business Council (IABC) George Marantika.
 
Rencana aksi tersebut berkaitan dengan kerja sama sektor mineral penting untuk periode 2023-2025. Kolaborasi tersebut didukung dalam semangat economic powerhouse yang diusung Indonesia-Australia Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) tepat pada saat tiga tahun implementasinya sejak berlaku 5 Juli 2023.
 
Kerja sama yang menjadi fokus dalam rencana aksi ini mencakup pilar Rantai Pasok, Environmental, Social and Governance (ESG), dan Pengembangan Tenaga Kerja Terampil. Kerja sama tersebut membidik pencapaian industri baterai dan mineral penting yang memberi nilai tambah, tangguh, dan berkelanjutan di kedua negara.
 
Kedua negara dapat berkontribusi lebih besar pada global value chains untuk memasok kebutuhan baterai dan mineral penting global. Indonesia diproyeksikan menjadi pusat pengolahan dengan potensi cadangan nikel dan tenaga kerja Indonesia yang berlimpah, dengan kemudahan akses berbagai bahan baku seperti  litium dan didukung standar dan keahlian dari Australia.

 
"Penandatanganan rencana aksi ini merupakan hal yang penting untuk menangkap peluang dan mempertemukan pihak yang terlibat dalam sektor critical minerals, dengan pihak yang mendukung pembiayaan guna mewujudkan kerja sama yang lebih konkret," jelas Airlangga.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan