Pada 2018, pemerintah membidik rasio ketimpangan dapat berada pada posisi 0,38. Adapun target di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), rasio ketimpangan dipatok berada pada posisi 0,36 pada 2019.
"Ada dua kecenderungan yang terjadi di Indonesia terkait ketimpangan. Pertama, ketimpangan di Indonesia sanga tmudah naiknya. Kedua, pada saat ekonomi tinggi, tendensi rasio gini meningkat," ujar Bambang, ditemui dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2017.
Kondisi ekonomi yang tumbuh tinggi di tahun 1990 dan 2011 lalu, menurut Bambang, hal itu berdampak besar bagi angka rasio gini ke posisi 0,41.
"Karena rasio ketimpangan 0,41 sudah besar. Sudah cukup mengkhawatirkan. Mungkin karena senang dengan pertumbuhan ekonomi tinggi membuat lupa rasio gini di 0,41," jelas Bambang.
Rasio ketimpangan pernah lebih besar, lanjut Bambang, pada saat krisis ekonomi yang terjadi di 1998.
"Angka rasio gininya mencapai posisi tertinggi sebesar 0,65," terang dia.
Meski begitu, dia menyatakan, dalam dua tahun terakhir ini, rasio ketimpangan cenderung mengalami tren penurunan. Posisinya berada di 0,393.
"Kita harus mulai berpikir. Ada sesuatu yang harus dibenahi di struktur ekonomi kita demi menurunkan rasio ketimpangan," jelas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News