Hal tersebut merupakan hasil dari assessment yang telah dilakukan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2017 yang diperkirakan akan berada pada tingkat 5,17 persen, atau lebih rendah di bawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 di angka 5,2 persen.
"Kuartal tiga dan empat estimasi 5,2 persen dan 5,4 persen. Total seluruhnya di 2017 adalah 5,17 persen," kata Ani, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers triwulanan KSSK, di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta Selatan, Selasa malam 31 Oktober 2017.
Salah satu faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan yakni konsumsi rumah tangga, yang ditaksir akan tumbuh lima persen tahun ini. Meski memang diakui untuk konsumsi kelas menengah ada penurunan dari tahun lalu, namun konsumsi dari kelas menengah ke bawah atau 30 persen paling bawah ada peningkatan pertumbuhan dibanding tahun lalu.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menambahkan, hal itu salah satunya karena Presiden Jokowi meminta agar para pembantunya memfokuskan anggaran negara seperti transfer daerah dan juga anggaran sosial lainnya memiliki dampak ke masyarakat.
"Jadi pemerintah tetap melihat dan akan memproyeksikan pertumbuhan konsumsi sampai akhir tahun tetap bertahan di level pertumbuhan lima persen," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id