Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir. Foto: Medcom.id.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir. Foto: Medcom.id.

Hitung-Hitungan Ekonomi Indonesia Terhindar dari Resesi

Media Indonesia • 20 Juli 2020 12:47
Jakarta: Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menyatakan pemerintah memiliki hitungan sendiri soal pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa pandemi covid-19.
 
"Seluruh negara di dunia menghadapi kontraksi dan pelemahan ekonomi akibat covid-19. Untuk mencegah penularan covid, semua negara melakukan lockdown, social distancing atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akibatnya ekonomi terhenti atau terkontraksi. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Dengan dinamika ekonomi tersebut, ekonomi Indonesia pada triwulan II-2020 diperkirakan kontraksi pada kisaran empat persen," jelas Iskandar saat dihubungi, dikutip dari Media Indonesia, Senin, 20 Juli 2020.
 
Persoalan kesehatan masyarakat, kata Iskandar, tetap menjadi prioritas utama. Namun, di saat yang sama pengambil kebijakan juga berupaya untuk menghindari jurang resesi di 2020. Salah satu langkah yang digunakan ialah dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diatur dalam Peraturan Presiden 1/2020 dan telah disahkan menjadi UU 2/2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan.

Program PEN itu dianggarkan pemerintah hingga Rp695,20 triliun yang mencakup bidang kesehatan Rp87,55 triliun, bidang perlindungan sosial Rp203,90 triliun, insentif usaha Rp120,61 triliun, dukungan UMKM Rp123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp53,57 triliun dan dukungan sektoral dan pemerintah daerah Rp106,11 triliun.
 
"Implementasi program PEN akan dipercepat pada semester II," kata Iskandar.
 
Secara pararel, pemerintah juga memutuskan untuk kembali membuka aktivitas perekonomian secara bertahap sejak awal Juni 2020 dengan penerapan kenormalan baru (new normal). Itu diharapkan mampu mengungkit pertumbuhan ekonomi pada kuartal III setelah diperkirakan akan tumbuh minus di kuartal II.
 
"Dengan pembukaan ekonomi di Juni, maka pada triwulan III-2020 ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif antara nol sampai dengan satu persen dan tumbuh positif di atas satu persen pada triwulan IV. Sehingga keseluruhan 2020, ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif hingga satu persen dan terhindar dari resesi," jelas Iskandar.
 
Ia menambahkan pemerintah juga memperluas program PEN melalui pemberian modal kerja kepada UMKM. "Perluasan program PEN seperti pemberian modal kerja masing-masing Rp2,4 juta untuk 12 juta UMKM," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan