Tim Ahli Bidang Ekonomi Wakil Presiden Sofjan Wanandi. FOTO ANTARA/Andika Wahyu.
Tim Ahli Bidang Ekonomi Wakil Presiden Sofjan Wanandi. FOTO ANTARA/Andika Wahyu.

Pemerintah Kaji Revisi APBNP 2016 Jika Tax Amnesty tak Dilakukan

15 Maret 2016 17:08
medcom.id, Jakarta: Pemerintah tengah menyiapkan dua alternatif untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBNP) 2016 sebelum dipilih menjadi satu opsi dan diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
 
Tim Ahli Bidang Ekonomi Wakil Presiden Sofjan Wanandi mengatakan pemerintah sedang membahas beberapa alternatif untuk menutup kekurangan sekitar Rp270 triliun dari anggaran belanja negara sebesar Rp2.095,7 triliun, sementara target penerimaan APBN 2016 sebesar Rp1.822,5 triliun.
 
"Tadi dibahas sektor-sektor yang tidak perlu, anggarannya bisa dikurangi, kita sisir satu-satu, tapi itu masih harus dilaporkan dulu ke Presiden," kata dia dikutip dari Antara, Selasa (15/3/2016).

Menurut Sofjan, target penerimaan sebesar Rp1.822,5 triliun tersebut tidak realistis mengingat pertumbuhan ekonomi saat ini yang terus mengalami penurunan.
 
"Alternatifnya kita turunkan APBN kita sehingga jadi lebih realistis. Sekarang target kita terlalu tinggi, sedangkan kenyataannya ekonomi masih tetap terus menurun," kata dia.
 
Pada Selasa siang, Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil juga dipanggil oleh Wapres Jusuf Kalla untuk membahas dua alternatif yang akan dibahas dalam rapat terbatas dengan
Presiden tentang Rancangan APBN Perubahan (RAPBNP) 2016.
 
"Pemotongan ini alternatif dari Bappenas yang diberikan kepada Bapak (Wapres) tadi, tetapi tentu ini masih perlu dibahas lebih lanjut dengan Menteri Keuangan," kata Sofjan.
 
Selain pemotongan anggaran, Sofjan mengatakan bahwa pemerintah serius mempertimbangkan alternatif pengampunan pajak atau tax amnesty yang diperkirakan akan memberi tambahan penerimaan dari sektor pajak sekitar Rp70 triliun hingga Rp100 triliun.
 
"Kalau tax amnesty yang dipilih, maka pemotongan tidak perlu dilakukan, ini yang sedang dibahas," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan