Artinya, ungkap Kepala BPS Suryamin, pengusaha masih khawatir data disalahgunakan untuk tujuan tertentu, seperti pajak dan kepentingan lainnya.
"BPS menjamin kerahasiaan data setiap responden, jadi kita perlu kejujuran dari pelaku usaha," imbau Suryamin, di di kantor BPS Pusat, Jakarta Pusat, Jumat (18/3/2016).
Suryamin mengingatkan, sensus ekonomi yang dilakukan BPS tidak dipungut biaya alias gratis. Sehingga tidak ada sangkut pautnya dengan perpajakan. "Jadi tidak perlu takut," tegas dia.
Seperti diketahui, BPS akan menggelar Sensus Ekonomi (SE) 2016 pada Mei 2016. Guna menyukseskan agenda tersebut, BPS telah merekrut 340 ribu pekerja sebagai surveyor.
Dalam Sensus Ekonomi 2016 ini, Suryamin menyebut, jumlah usaha atau perusahaan di Indonesia mencapai 24 juta, naik dari data SE 2006 sebanyak 22 juta usaha atau perusahaan. Penambahan tersebut seiring dinamika perkembangan dunia usaha selama satu dekade.
"Pada 1-31 Mei 2016, petugas BPS akan mendatangi dari rumah ke rumah, kantor ke kantor. Kita akan wawancara, dan mendata mulai dari tukang cukur, pedagang kaki lima (PKL) sampai perusahaan raksasa, seperti Indofood, Krakatau Steel, dan lainnya," beber Suryamin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News