"Jangan menaikkan BBM. Karena otomatis kalau harga BBM kita naik inflasi kita menendang tinggi. Harga BBM naik, inflasi naik, kemiskinan naik," ungkapnya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu, 31 Agustus 2022.
Lebih lanjut, Marwan meyakini harga BBM yang tidak naik merupakan salah satu langkah untuk mengendalikan inflasi. Dia menegaskan, inflasi merupakan penggerus kesejahteraan masyarakat.
"Kalau inflasi turun lima persen otomatis kemiskinan turun lima persen, sederhananya begitu kan. Jangan dibandingkan inflasi kita dengan luar negeri yang pendapatan per kapitanya sudah tinggi. Mereka turun sedikit saja enggak berasa. Kalau kita akan semakin mempersulit rakyat kita," tegas Marwan.
Baca juga: Ekonom: Mekanisme Subsidi Terbuka Tak Tepat |
Marwan menekankan dirinya mendukung penuh upaya pemerintah untuk menjaga inflasi di angka 3,3 persen dengan cara apa pun.
"Karena kalau inflasi lebih tinggi dari ini, secara sengaja atau tidak sengaja kita menciptakan kemiskinan baru dan menurunkan kesejahteraan rakyat. Inflasi ini ukuran kesejahteraan kita," tuturnya.
"Jadi kita kencangkan ikat pinggang kita dan jaga belanja kita untuk supaya inflasi kita tetap dalam angka yang kita targetkan," pungkas Marwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News