"Defisit transaksi berjalan 2014 ditingkat yang manageable 3 persen lebih rendah dari tahun 2013 yakni 3,3 persen. Diharapkan dapat berlangsung ke 2015 (3 persen) tentunya dengan memperbaiki defisit transaksi migas kita," kata Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo dalam rapat kerja dengan DPR dan Pemerintah, komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (19/1/2015).
Agus mengatakan, pihaknya akan memberi perhatian pada defisit transaksi berjalan. Angka 3 persen ini memang terbilang masih tinggi. Pasalnya, kondisi ekonomi global memang belum pulih. Hal yang paling terlihat yakni turunnya harga minyak dunia berdampak pada turunnya harga komoditas lain dan mempengaruhi nilai ekspor Indonesia.
Disisi lain, Nawacita Pemerintah Kabinet Kerja yang ingin memperbaiki sarana dan prasarana infrastruktur demi meningkatkan daya saing, tentunya membutuhkan impor barang modal. Inilah yang masih menjadi beban pada transaksi berjalan Indonesia. Meskipun, Agus mengakui ini merupakan program yang menggembirakan.
"Kami memahami defisit tetap ada untuk sesuatu yang lebih produktif seperti impor barang modal," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News