Ilustrasi. FOTO: MI/ATET DWI PRAMADIA
Ilustrasi. FOTO: MI/ATET DWI PRAMADIA

Ekonomi Indonesia 2020 Ambruk 2,07%, Terparah Setelah Krismon 1998

Eko Nordiansyah • 05 Februari 2021 10:14
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 adalah minus 2,07 persen. Kontraksi yang dialami oleh Indonesia ini mengulang apa yang sebelumnya pernah terjadi pada 1998 lalu, yaitu kontraksi ekonomi minus 13,16 persen.
 
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kontraksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu tak lepas dari dampak pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia. Hal yang sama pernah dialami ketika terjadi krisis ekonomi dunia pada 1998 sehingga membuat ekonomi terkontraksi.
 
"Sejak 1998 untuk pertama kalinya pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi. Di 1998 karena adanya krisis moneter, krisis global, dan di 2020 ini Indonesia mengalami kontraksi minus 2,07 persen karena pandemi covid," kata dia, dalam video conference di Jakarta, Jumat, 5 Februari 2021.

Meski demikian, ia menambahkan, Indonesia tak sendirian mengalami tekanan ekonomi selama 2020. Sejumlah negara sama-sama mengalami kontraksi yang bahkan lebih dalam, terkecuali Tiongkok dan Vietnam yang masih bisa mencatatkan pertumbuhan positif.
 
"Indonesia tidak sendiri, kalau kita lihat banyak negara-negara yang mengalami kontraksi. Pengecualian hanya terjadi pada Tiongkok dan Vietnam yang pada 2020 mengalami pertumbuhan positif tapi kita lihat hampir semua negara mengalami kontraksi yang cukup dalam," ungkapnya.
 
Pada 2020, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami kontraksi minus 3,5 persen, Singapura minus 5,8 persen, Korea Selatan minus satu persen, Hong Kong minus 6,1 persen dan Uni Eropa minus 6,4 persen. Sementara Tiongkok tumbuh 2,3 persen dan Vietnam tumbuh 2,9 persen.
 
"Ini adalah angka-angka yang sudah resmi dirilis oleh kantor statistik negara masing-masing. Sementara kalau kita lihat prediksi akan banyak negara-negara yang pada 2020 ini juga mengalami kontraksi yang cukup dalam. Jadi Indonesia tidak sendiri," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan