Menko Perekonomian Darmin Nasution. (FOTO: MI/Panca Syurkani)
Menko Perekonomian Darmin Nasution. (FOTO: MI/Panca Syurkani)

Pertumbuhan Ekonomi Direvisi 5,2% di APBNP 2017

Desi Angriani • 06 Juli 2017 17:21
medcom.id, Jakarta: Dalam rapat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017, pemerintah merombak sejumlah asumsi makro. Salah satunya merevisi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,2 persen dari target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2017 sebesar 5,1 persen.
 
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, perubahan tersebut didasari oleh kondisi perekonomian dalam dan luar negeri serta stimulus ekspor dan impor yang kian positif.
 
"PE kami usulkan 5,2 persen dibanding APBN 2017 5,1 persen. Konsumsi rumah tangga kami perkirakan sedikit membaik, perbaikan eskpor impor yang terjadi di beberapa tahun terakhir menambah penghasilan masyarakat," ujar Darmin di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis 6 Juli 2017.

Darmin memaparkan, ekspor akan tumbuh sebesar 4,8 persen jauh lebih tinggi dibandingkan target di APBN sebesar 0,1 persen. Begitu pula dengan impor yang juga ditargetkan menjadi 3,9 persen, dari sebelumnya 0,2 persen dalam APBN 2017.
 
Baca: Jelaskan APBN 2017, Sri Mulyani Undang Analis Ekonomi
 
"Tahun ini dengan naiknya harga komoditas dunia, kami perkirakan ekspor akan tumbuh lebih besar dibandingkan pada APBN, begitu juga dengan impor," tuturnya.
 
Sementara itu, laju inflasi juga direvisi sebesar 4,3 persen lebih tinggi dibandingkan APBN 2017 sebesar 4 persen. Perkiraan tersebut disebabkan faktor harga barang dan jasa yang diatur pemerintah (administered price).
 
"Tetapi pemerintah berusaha keras melalui pengendalian volatile food. Melalui Mendag dan Mentan diusahakan betul volatile food tidak terlalu tinggi dan bisa disaksikan pada puasa dan Lebaran tahun ini," tuturnya.
 
Baca: Ini Rancangan Asumsi Makroekonomi 2017
 
Untuk nilai tukar rupiah, pemerintah juga mengusulkan perubahan yang cukup tinggi dari Rp13.300 per dolar Amerika Serikat menjadi Rp13.400 dalam APBN-P 2017. Perubahan tersebut karena Indonesia baru- baru ini mendapat rating dari S&P sehingga akan mempengaruhi capital inflow.
 
"Dengan situasi itu, pemerintah melalui APBN-P ini, perkirakan kurs Rp13.400 sedikit lebih tinggi dari APBN 2017 Rp13.300 per USD," sambung dia.
 
Adapun lifting minyak dan gas  masih menggunakan asumsi APBN 2017 dengan harga minyak 815 ribu barel per hari dan gas 1,15 juta barel per hari. "Secara keseluruhan ada perbaikan meski tidak terlalu besar," tandasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan