Jokowi merinci, anggaran tersebut diarahkan untuk transformasi sistem kesehatan, mendorong berkembangnya industri farmasi yang kuat dan kompetitif, meningkatkan akses dan kualitas layanan primer dan rujukan.
Selain itu, anggaran kesehatan juga akan dipakai untuk menjamin tersedianya fasilitas layanan kesehatan yang andal dari hulu ke hilir, mengefektifkan program JKN, serta mempercepat penurunan prevalensi stunting.
"Anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp186,4 triliun atau 5,6 persen dari APBN," kata Jokowi dalam Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2024, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023.
Baca juga: Puan Singgung Anggaran Stunting: Dari Rp10 M, Rp8 M untuk Perjalanan Dinas |
Penurunan prevalensi stunting agar mencapai 14 persen di 2024
Ia menjelaskan, penurunan prevalensi stunting agar mencapai 14 persen di 2024 dilakukan melalui perluasan cakupan seluruh kabupaten/kota di Indonesia, dengan penguatan sinergi berbagai institusi.Sementara itu untuk mempercepat penurunan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan, serta pembangunan SDM jangka panjang untuk memutus rantai kemiskinan, Jokowi melanjutkan, anggaran perlindungan sosial dialokasikan sebesar Rp493,5 triliun.
"Reformasi program perlindungan sosial diarahkan pada penyempurnaan perlindungan sosial sepanjang hayat dan adaptif, subsidi tepat sasaran dan berbasis target penerima manfaat, perbaikan basis data penerima antara lain melalui penguatan data registrasi sosial ekonomi, serta percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2024," jelas Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News