Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun membeberkan alasan-alasan yang menjadi pertimbangan pemerintah memutuskan target tersebut.
Pertama, terkait kondisi dunia dengan kenaikan suku bunga secara drastis yang akan memberikan pengaruh terhadap Amerika dan Eropa dalam satu hingga satu setengah tahun mendatang.
"Oleh karena itu kita mengantisipasi dari sisi itu," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2024, Rabu, 16 Agustus 2023.
Kedua, lanjut wanita yanghangat disapa Ani itu, terkait kondisi geopolitik global, seperti langkah-langkah yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Tiongkok. Disamping itu pertumbuhan Tiongkok tidak sedang baik-baik saja, bahkan menunjukan tanda-tanda pelemahan.
Baca juga: Kinerja Pemerintah Perlu Dikawal Masyarakat |
"Ini menjadi satu faktor yang kita lihat sebagai faktor yang merupakan down risk untuk growth di 2024 terutama dari sisi eksternal, ekspor," jelas dia.
Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12 persen pada kuartal II-2023, Sri Mulyani menjelaskan, bila ditelisik lebih dalam sudah ada penurunan kinerja ekspor yang disebabkan kondisi eksternal yang mengalami pelemahan.
Oleh karena itu, lanjutnya konsumsi harus benar-benar dijaga. Bendahara negara itu mengatakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menjaga stabilitas harga-harga dan menjaga inflasi.
"Itu sangat menentukan untuk menjaga daya beli," ucap dia.
Selain itu, cara lain yang ditempuh pemerintah agar ekonomi tetap tumbuh dengan transfer ke kelompok rumah tangga, sebab kelompok tersebut merupakan kelompok rentan. Lalu membuka lebih banyak investasi datang ke Tanah Air.
Dengan adanya investasi maka lapangan kerja semakin terbuka, roda perekonomian berputar.
"Ini lah yang diupayakan. Namun diakui environment dari globalnya masih tidak pasti, baik dari faktor siklus pelemahan mereka, terutama Amerika dan RRT dan disisi lain geopolitik juga spillover kepada risiko yang lebih tinggi," ungkap dia.
"Jadi kita anggap 5,2 persen (pertumbuhan ekonomi tahun depan) tetap optimis namun kewaspadaan terhadap dinamika global," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News