"Tahun lalu mungkin defisit kita jauh di atas USD8 miliar. Tahun ini baru USD1,8 miliar sehingga mungkin sepanjang tahun mungkin sekitar USD2 miliar defisitnya," ujar Darmin ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 16 September 2019.
Menurutnya, angka defisit neraca dagang RI tahun ini bakal lebih baik lantaran didorong oleh penurunan impor solar sebesar 45 persen dari penggunaan biodiesel jenis B20. Apalagi pemerintah tahun depan meningkatkan penggunaan biodiesel menjadi B30.
"Jadi jauh membaik dari tahun lalu. Mudah-mudahan dan sedang kita persiapkan. Awal tahun depan kita mulai bisa mewujudkan B30 sehingga migasnya defisitnya mengecil," ungkapnya.
Darmin tak memungkiri jika nilai ekspor masih anjlok akibat hantaman perlambatan ekonomi global dan eskalasi perang dagang antara AS-Tiongkok. Pemerintah, katanya, sudah mempersiapkan berbagai kebijakan untuk mendongkrak pasar ekspor Indonesia termasuk menghapus perizinan yang menghambat investasi.
"Walaupun kita berharap kalau bisa ya akhir tahun ini bisa selesai kita senang. Enggak mudah karena UU pasti lama tapi kita pemerintah berencana omnibus law disampaikan begitu pelantikan pemerintahan baru dan DPR baru," pungkasnya.
BPS sebelumnya merilis nilai neraca perdagangan Indonesia Agustus 2019 mengalami surplus USD85,1 juta. Surplus tersebut disumbang oleh sektor non migas sebesar USD840,2 juta. Meskipun sektor migas masih defisit USD755,1 juta tapi angka itu membaik dibandingkan sebelumnya yang sebesar USD1,81 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id