Sementara bila dibandingkan periode sama tahun lalu, angka itu mengalami penurunan 9,24 persen dari total impor USD16,90 miliar.
"Kita melihat perilaku (impor) agak berbeda, karena dibanding November 2018 impor bulan ini cederung turun, tapi dibanding bulan kemarin impornya cenderung naik. Kita memahami biasanya akan banyak kebutuhan konsumsi yang dibutuhkan pada Desember karena adanya liburan sekolah, menjelang Natal, dan Tahun Baru," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di kantor pusat BPS, Jalan Dr Sutomo, Jakarta Pusat, Senin, 16 Desember 2019.
Berdasarkan penggunaan barang, impor pada bulan ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi Oktober 2019. Barang konsumsi misalnya, naik 16,13 persen (mtm) dan meningkat 16,28 persen (yoy) dengan nilai USD1,67 miliar.
"Beberapa jenis barang konsumsi yang mengalami peningkatan selama bulan November ini antara lain adalah buah-buahan, seperti apel dari Tiongkok, kemudian jeruk mandarin dari Tiongkok. Juga ada white refined sugar dari Thailand," terang Suhariyanto.
Penggunaan barang baku juga mengalami kenaikan sebesar 2,63 persen (mtm) namun turun 13,23 persen (yoy) dengan nilai USD11,17 miliar. Sementara untuk barang modal juga meningkat 2,58 persen (mtm) dan turun 3,55 persen (yoy) dengan nilai penggunaan barang impor sebesar USD2,50 miliar.
"Beberapa contoh barang modal adalah notebook/komputer dari Tiongkok, juga trasporters train, radio equipment yang kita impor dari Prancis dan Amerika Serikat," jelas dia.
Adapun komposisi impor RI selama November 2019 tidak mengalami perubahan dengan 72,80 persen impor terdiri dari bahan baku/penolong. Sementara barang modalnya sebanyak 16,33 persen dan barang konsumsi 10,87 persen.
Adapun secara kumulatif Januari-November, impor Indonesia mencapai USD156,22 miliar. Jumlah ini mengalami penurunan 9,88 persen dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai USD173,35 miliar.
Sepanjang Januari-November, impor Indonesia berasal dari 10 besar negara di antaranya Tiongkok senilai USD40,51 miliar, Jepang USD14,50 miliar, Thailand USD8,68 miliar, Singapura USD8,35 miliar, Amerika Serikat USD7,46 miliar, Korea Selatan USD6,72 miliar, Malaysia USD5,34 miliar, Australia USD4,34 miliar, India USD3,73 miliar, dan Taiwan USD3,23 miliar.
"Berdasarkan negara, impor kita masih tetap, bahwa impor utama kita masih berasal dari Tiongkok yaitu 29,68 persen. Selama November ini impor utama kita dari Tiongkok antara lain adalah notebook dan komputer," pungkas Suhariyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id