"Naiknya hanya Rp2.000, paling tidak bisa naik inflasi 2 persen, yang saat ini level inflasi sebesar 4,8 persen. Tidak perlu naikkan suku bunga," ujar Aviliani disela-sela acara Risk and Governance Summit 2014 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Dia menjelaskan, Bank Indonesia (BI) bisa menaikkan BI rate, ketika bank sentral Amerika Serikat atau The Fed menerapkan kebijakan stimulus keuangan (tapering off). Langkah itulah yang harus diantisipasi oleh BI.
Menurut Aviliani, BI rate tidak mengalami penurunan, karena defisit transaksi berjalan masih tinggi. Untuk itu, keputusan pemerintah dalam mengurangi subsidi BBM merupakan langkah yang tepat.
"Kenaikan harga BBM bersubsidi merupakan langkah tepat, jika transaksi berjalan kita turun, inflasi kita juga turun, dan BI rate juga turun. Langkah ini harus diapresiasi dengan baik," tutur Aviliani.
Dia meyakini, BI rate masih berada di level 7,5 persen sampai bulan kedua di tahun 2015. "Tidak akan naik BI rate hingga Februari tahun depan. Saya yakini itu," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id