Ani menjelaskan, kepergian dirinya ke Amerika Serikat yakni sebagai upaya melakukan pengecekan dengan meng-update kondisi ekonomi di AS dari para pemegang surat utang Indonesia atau bond holder yang ada di sana.
Sebab, pemerintah dalam waktu dekat berniat untuk menerbitkan surat utang berbasis syariah dalam denominasi mata uang USD atau disebut sukuk global. Oleh karenanya, penting bagi pemerintah untuk menengok terlebih dahulu kondisi yang sedang terjadi di negara itu secar langsung.
"Kami akan lakukan issues bonds. Kita harus update arah kebijakan Pemerintah (AS)," kata Ani di kantornya, Jakarta Pusat, Senin 13 Maret 2017.
baca : Jokowi: Indonesia Penerbit Sukuk Negara Terbesar di Dunia
Selain itu, pemerintah juga menjelaskan mengenai kondisi Indonesia terkini, terutama mengenai kebijakan ekonomi. Bagaimana Pemerintah bakal menyusun anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2018, serta menjaga APBN 2017.
Sebelumnya, pada Februari lalu, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan tengah mempersiapkan penerbitan sukuk global yang bakal dilakukan pada Maret.
"Sekarang lagi persiapan, paling optimistis ya Maret," kata Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan DJPP Scenaider Claisen Siahaan.
Mengenai besaran nilai emisinya, dia mengatakan, sukuk global tahun ini tak akan jauh berbeda dengan besaran penerbitan tahun lalu. Pada Maret 2016, pemerintah menerbitkan dua seri sukuk global sebesar USD2,5 miliar dengan tenor masing-masing lima tahun dan sepuluh tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News