"Kondisi global menjadi momok penting dalam menuju nawacita. Tiongkok masih mengalami perlambatan ekonomi. Lembaga privat banyak yang memperkirakan Tiongkok hanya tumbuh lima persen. Kalau terjadi kita sulit tumbuh," ucap Ekonom Universitas Atmajaya A Prasetyantoko, dalam acara 'Berharap Pada RAPBN Nawacita', di Omah Cafe, Jakarta, Selasa (15/9/2015).
Ia menilai, perbaikan ekonomi dunia masih sangat sulit terjadi sehingga sangat menganggu ekonomi dalam negeri. Tidak hanya itu, rencana kenaikan suku bunga the Fed pun mempengaruhi perekonomian global, dampaknya pun menghantam ekonomi Indonesia.
"Awalnya mau naikkan September, tapi saya kira bisa awal 2016. Tapi, isu kenaikan itu membuat ketidakpastian dan bergejolak ke ekonomi kita," tegasnya.
Bahkan, lanjutnya, soal rendahnya penyerapan anggaran masih menjadi sorotan tajam. Dalam hal ini pemerintah diminta mempercepat realiasi serapan anggaran. Penyerapan anggaran yang rendah ini menjadi tantangan dari dalam negeri dan perlu segera diselesaikan.
"Melihat keadaan dari ekonomi global dan dalam negeri, kita tidak bisa mencapai 5,2 persen. Pertumbuhan ekonomi hanya bisa 4,7-4,9 persen hingga akhir tahun ini," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News