Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

RAPBN 2018

Pemerintah Berharap Restrukturisasi Perbankan Tuntas Dukung Laju Investasi

Desi Angriani, Angga Bratadharma • 06 Juni 2017 13:59
medcom.id, Jakarta: Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,4-6,1 persen yang dimasukkan ke dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RABPN) 2018. Dalam hal ini, pemerintah berharap laju investasi bisa mengalami perbaikan dan bergerak lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
 
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berharap investasi yang dilakukan oleh industri perbankan, industri pasar modal, pihak swasta, dan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa terus terjadi. Persoalan di ranah perbankan diharapkan bisa selesai secepatnya seiring dengan meningkatnya daya saing sekarang ini.
 
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, arah kebijakan untuk menopang pertumbuhan investasi yang tinggi dan mendukung pertumbuhan ekonomi di 2017 dan 2018 dalam hal ini yang pertama ada pada industri perbankan di Indonesia. Tidak ditampik perbankan memiliki peran penting dalam roda perekonomian.

Namun, tidak dipungkiri industri perbankan mengalami pukulan keras lantaran komoditas mengalami tekanan beberapa waktu lalu hingga sekarang ini. Sedikit banyak, kondisi tersebut memberikan hambatan terkait penyaluran kredit,
 
"Termasuk juga perbankan mengalami tekanan karena perusahaan yang meminjam di bank kesulitan akibat komoditas tertekan. Akhirnya, perbankan melakukan restrukturisasi," ujarnya, dalam rapat kerja Badan Anggaran DPR RI bersama dengan pemerintah, di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Selasa 6 Juni 2017.
 

 
Meski demikian, Ani, biasa ia disapa, berharap restrukturisasi yang dilakukan bisa segera terselesaikan dengan baik dan nantinya industri perbankan di 2018-2019 bisa melakukan akselerasi bisnis atau melakukan ekspansi. Pertumbuhan investasi perbankan di 2017 diharapkan bisa mencapai 8,2 persen dan di 2018 diharapkan bisa mencapai 9,6 persen.
 
"Sumber investasi paling besar menopang aset pertumbuhan pertama dari swasta melalui korporasi. Kalau korporasi mengalami kondisi positif maka mereka melakukan ekspansi. Juga berasal dari pasar modal dan perbankan," tutur Ani.
 
Di sisi lain, lanjut Ani, perusahaan BUMN diharapkan bisa meningkatkan belanja modal atau capital expendicture di 2017-2018. Apalagi, sejumlah perusahaan BUMN sudah mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang relatif besar di 2015-2016 yang artinya PMN tersebut bisa dialokasikan terhadap akselerasi bisnis atau ekspansi.
 
"Akan tetapi belanja modal sekarang belum mencerminkan PMN tersebut di mana di 2017-2018 belanja modal belum mengalami peningkatan yang besar. Selain itu, kami dari pemerintah juga akan terus menjaga iklim investasi termasuk ease of doing business agar investor positif dan terus menamkan modal," pungkas Ani.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan