Ilustrasi. FOTO: MI/Himanda Amrullah
Ilustrasi. FOTO: MI/Himanda Amrullah

Cermati Dampak Omicron, LPS Harap Ekonomi RI Tidak Kembali Alami Hard Landing

Husen Miftahudin • 24 Februari 2022 10:55
Jakarta: Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus mencermati merebaknya kasus covid-19 varian Omicron di Indonesia. Hal ini penting dilakukan agar dapat merumuskan kebijakan yang tepat, sehingga ekonomi Indonesia tidak terjadi hard landing kembali.
 
"Segala dinamika yang terjadi akan terus dicermati agar jangan sampai terjadi istilahnya hard landing," kata Anggota Dewan Komisioner LPS Didik Madiyono, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 24 Februari 2022.
 
Hard landing atau pendaratan keras merupakan kondisi perekonomian yang terus mengalami penurunan. Dari periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi, lalu melambat menjadi parah, hingga mengalami resesi.

Perekonomian Indonesia pernah masuk ke dalam resesi setelah pertumbuhan ekonomi tercatat minus dua kuartal berturut-turut, yakni pada kuartal II-2020 yang terkontraksi hingga 5,32 persen (yoy) dan kuartal III-2020 yang negatif 3,49 persen (yoy). Padahal pada kuartal I-2020, ekonomi Indonesia tumbuh positif sebesar 2,97 persen (yoy).
 
"LPS akan terus memonitor setiap dinamika perkembangan yang terjadi terkait dengan kasus Omicron tersebut. Dari simulasi yang kami lakukan, secara umum stabilitas keuangan dan perbankan masih terjaga," tegas Didik.

Mengeluarkan berbagai stimulus

Ia menekankan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) telah mengeluarkan berbagai stimulus dan relaksasi ketentuan untuk memberikan keringanan dan kesempatan bagi industri jasa keuangan maupun sektor usaha agar mampu recover, bangkit, dan pulih kembali.
 
Meskipun demikian, Didik mengaku masih ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi ekonomi Indonesia kedepannya. Di antaranya kenaikan inflasi di berbagai negara sebagai dampak akibat hambatan rantai pasok global (global supply chain constraint) yang diperkirakan masih akan terjadi di 2022.
 
Selain itu, adanya pengetatan kebijakan moneter sebagai respons atas kenaikan inflasi di negara-negara maju. Kemudian, langkah The Fed yang akan memulai tapering dengan melakukan pengurangan pembelian aset yang kemungkinan dilanjutkan dengan kenaikan suku bunga di 2022.

 
"Karena itu, kolaborasi secara sinergis antara pemerintah, otoritas keuangan, serta berbagai stakeholders dan sikap optimistis harus dijaga, termasuk dari seluruh pelaku ekonomi. Itu adalah kunci untuk kita dapat bangkit kembali," pungkas Didik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan