Ilustrasi -- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Ilustrasi -- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Hadapi Kebijakan The Fed, Defisit 2015 Dikurangi

Suci Sedya Utami • 23 September 2014 19:08
medcom.id, Jakarta: Sebagai langkah untuk menghadapi kebijakan normalisasi Bank Sentral AS The Fed tahun depan, pemerintah bersama Banggar DPR menyepakati untuk mengurangi besaran defisit dari usulan awal 2,32 persen menjadi 2,21 persen pada postur sementara RAPBN 2015.
 
"Itu salah satunya adalah mengurangi defisit itu tahapan awal persiapan. Kita harus punya defisit lebih sehat," ucap Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (23/9/2014).
 
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan M. Chatib Basri menjelaskan pihaknya berusaha mengecilkan defisit anggaran agar ketergantungan pada foreign financing atau pembiayaan asing yang bersumber dari pinjaman (utang) luar negeri menjadi lebih kecil sehingga sumber pembiayaannya berasal dari domestik.

"Walaupun anggaran baseline tapi defisit dicoba diturunkan dari 2,32 persen menjadi 2,21 persen. Saya baru kembali dari pertemuan G20 dan satu pesan yang bisa saya sampaikan risiko dari normalisasi kebijakan US, paling baik adalah sumber pembiayaan defisit jadi lebih kecil. Kalau terlalu besar risiko likuiditas global akan makin sulit. Idealnya pemerintahan baru harus kurangi defisit APBN karena risiko dari normalisasi AS," ujarnya.
 
Senada, Guru Besar Harvard University, Carmen M. Reinhart mengatakan Indonesia harus mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri, agar jika normalisasi kebijakan menaikkan suku bunga The Fed terjadi tak akan menyebabkan dampak krisis.
 
"Penyebab utama krisis yakni rasio utang yang terlalu tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri. Dengan mengurangi rasio utang maka akan menekan kebutuhan akan dolar, utamanya, saat pasar uang Amerika Serikat lebih menarik karena suku bunga acuannya (Fed rate) naik," tuturnya.
 
Maka dari itu, lanjutnya, pemerintah perlu memperhatikan risiko sistemik dari pergerakan nilai tukar dengan meninjau kebijakan Loan to Value (LTV), pembatasan pertumbuhan kredit, dan pengurangan utang. Selain itu penjagaan aliran dana seperti invetasi langsung asing, modal, serta pengembangan sektor spesifik seperti industri dan keuangan juga perlu dicermati.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan