Aktivis HMI berunjuk rasa menolak kenaikan harga BBM--Antara/Rosa Panggabean
Aktivis HMI berunjuk rasa menolak kenaikan harga BBM--Antara/Rosa Panggabean

Dampak Kenaikan Harga BBM, Inflasi Bersifat Sementara

Patricia Vicka • 18 November 2014 08:03

medcom.id, Jakarta: Selepas pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, sejumlah aksi penolakan kenaikan BBM digelar. Pendemo yang menolak kenaikan harga BBM khawatir, harga barang pokok akan melambung naik, inflansi akan tinggi dan menyebabkan orang akan sulit berbelanja.
 
Namun hal tersebut dipatahkan Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri, mengatakan mahalnya harga barang di Indonesia terjadi karena mahalnya biaya distribusi. Tingginya biaya distribusi tejadi karena minimnya ketersediaan dan kemampuan pakai infrastruktur di Indonesia.
 
"Jika infrastruktur diperbaiki dan diperbanyak, maka harga distribusi akan menurun dan menyebabkan penurunan harga barang. JIka Subsidi BBM dialihkan untuk membangun infrastruktur, bisa anda bayangkan murahnya barang-barang jualan dikemudian hari," ujarnya beberapa waktu lalu di Jakarta, seperti dikutip Selasa (18/11/2014).

Di sebuah diskusi lainnya, Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto mengatakan jika pemerintah menghapus total subsidi BBM, maka pemerintah bisa berhemat Rp350 triliun per tahun atau Rp1 triliun per harinya. Dengan uang sebanyak itu, pemerintah akan mampu membangun apa pun untuk mensejahterahkan rakyat seperti fasilitas publik, infrastruktur dan mengembangkan program sosial rakyat.
 
"Apa sih yang tidak bisa dilakukan jika ada uang Rp350 triliun ditangan. Bangun satu pelabuhan hanya memakan sekitar Rp25 triliun-Rp70 triliun. Bangun jalan tol menghabiskan biaya sekitar Rp100 triliun. Apalagi untuk biaya program sosial lainnya, pasti lebih mampu," kata dia beberapa pekan lalu.
 
Terkait inflansi, mahalnya harga barang akan membuat daya beli menurun sehingga menyebabkan perputaran uang berkurang. Dalam jangka panjang hal ini akan terjadi keseimbangan antara permintaan dengan penawaran di pasar sehingga menyebabkan inflasi akan menurun. Faktor penyebab inflasi meningkat adalah perputaran uang yang tinggi, konsumsi masyarakat meningkat dan ketidaklancaran distribusi serta semua ketakutan masyarakat sudah terpatahkan dengan argumen tersebut.
 
Kenaikan harga BBM bersubsidi harus dilakukan demi kesejahteraan rakyat. "Subsidi BBM itu bak kanker ganas yang harus segera diambil. Walaupun pada awalnya sakit, namun ke depannya tidak akan mematikan, malahan menyehatkan. Namun jika didiamkan, akan membunuh perlahan tanpa kita sadari," tegas Faisal.
 
Memang benar, jika BBM naik, harga barang juga akan naik dan inflansi meningkat tajam. Tapi hal ini akan terjadi dalam jangka waktu singkat hanya sekitar 1-3 tahun saja. Jangka panjangnya pemerintah akan sanggup mengembalikan keseimbangan harga dan menurunkan inflasi serta menyejahterahkan rakyat.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ICH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan