Ilustrasi. (FOTO: dok MI)
Ilustrasi. (FOTO: dok MI)

CAD Melebar, Neraca Pembayaran Anjlok di Kuartal II

Desi Angriani • 09 Agustus 2019 12:10
Jakarta: Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2019 mengalami defisit sebesar USD2 miliar. Namun secara tahun berjalan NPI masih mencatatkan surplus USD0,4 miliar di semester I-2019.
 
Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengklaim NPI tetap baik karena ditopang surplus neraca transaksi modal dan finansial.
 
"Meskipun pada triwulan II-2019 mengalami defisit USD2 miliar, NPI sampai dengan semester I-2019 tetap mencatat surplus sebesar USD0,4 miliar," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 9 Agustus 2019.

Neraca pembayaran yang anjlok kuartal ini seiring dengan pelebaran defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) sebesar USD8,44 miliar atau meningkat tiga persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
 
Pelebaran ini disebabkan penurunan kinerja ekspor ditambah faktor musiman repatriasi dividen atau pembagian keuntungan perusahaan ke luar negeri di paruh kedua tahun ini.
 
"Defisit neraca transaksi berjalan meningkat dari dari 2,6 persen dari PDB pada triwulan sebelumnya menjadi tiga persen dari PDB," ungkapnya.
 
Dalam komponen neraca transaksi berjalan, terdapat neraca transaksi perdagangan barang, neraca jasa, neraca pendapatan primer dan juga neraca pendapatan sekunder.
 
Sementara dari keempat komponen tersebut, pos perdagangan barang dan pendapatan primer adalah dua komponen yang paling menekan transaksi berjalan pada kuartal II-2019.
 
Defisit neraca pendapatan primer di paruh kedua tahun ini mencapai USD8,7 miliar atau meningkat dibanding kuartal II-2018 yang sebesar USD8,02 miliar.
 
Di pos perdagangan barang, setelah tekanan pada ekspor migas, kinerja ekspor nonmigas juga terkontraksi sejalan dampak perekonomian dunia yang melambat dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun. Ekspor nonmigas tercatat USD37,2 miliar, turun dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya sebesar USD38,2 miliar.
 
Defisit neraca perdagangan migas juga meningkat menjadi USD3,2 miliar dari USD2,2 miliar pada triwulan sebelumnya, seiring dengan kenaikan rerata harga minyak global dan peningkatan permintaan musiman impor migas terkait hari raya Idulfitri dan libur sekolah.
 
Bank sentral memperkirakan neraca pembayaran di kuartal berikutnya akan membaik didukung defisit TB 2019 yang diperkirakan lebih rendah dari tahun lalu, yaitu dalam kisaran 2,5-3 persen PDB.
 
"Prospek aliran masuk modal asing juga tetap besar didorong persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan