ilustrasi
ilustrasi

10 Terobosan Hadapi Beban Ekonomi Warisan SBY

Suci Sedya Utami • 26 Juni 2014 20:20
medcom.id, Jakarta: Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono segera berakhir. Celakanya, Pemerintahan SBY banyak meninggalkan warisan tak enak. Satu di antaranya persoalan ekonomi yang makin kompleks. Jelas ini tantangan bagi pemerintah mendatang.
 
Nah, menyikapi itu, Institute for Development of Economics (Indef) menawarkan 10 jalan keluar buat menghadapi rentetan persoalan itu. Juga sebagai peta jalan pembaruan ekonomi.
 
Pertama, menurut Indef, pemerintah harus berpihak pada sektor pertanian. Direktur Indef Enny Sri Hartati mengatakan, sektor pertanian adalah sektor tradable, bukan cuma bisa menopang perekonomian Indonesia, tapi juga bisa menyerap banyak tenaga kerja.

"Upaya yang harus dilakukan yakni dengan peningkatan produktivitas pertanian, diversifikasi produk pertanian, perombakan tata niaga pangan, pemberian kredit murah, serta optimalisasi infrastruktur di sektor pertanian," terang Enny dalam Kajian Tengah Tahun Indef di Grand Sahid Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (26/6/2014).
 
Kedua, kedaulatan energi harus menjadi agenda utama bagi pemerintah baru. Menurut Enny, ke depan, arah yang harus dituju adalah penggunaan sumber daya alam (pertambangan) untuk menopang ekonomi domestik dan pengelolaan untuk kepentingan ekspor.
 
Ketiga, perubahan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur dengan penegakan birokrasi. "Pemberantasan korupsi, perbaikan iklim investasi akan mendongkrak kualitas infrastruktur. Pemerintah perlu mengembangkan skema public private partnership (PPP) sehingga pembangunan infrastruktur bisa dipercepat," kata Enny.
 
Langkah keempat, tambah Enny, penguatan sektor riil. Dua indikator terpenting penyangga sektor riil adalah pertanian dan industri. Saat ini, sumbangannya terhadap PDB terus turun, misalnya, sektor industri sekarang tinggal 23% dari sebelumnya 29% pada 2004.
 
"Kedua sektor ini tak boleh dibiarkan bekerja sendiri, tanpa terkait satu sama lain. Pola ini akan menyelesaikan tiga persoalan paling vital sekaligus: kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran," ucap Enny.
 
Kelima, hilirisasi industri harus dioptimalkan untuk mendorong nilai tambah. Jika hilirisasi berjalan, nilai ekspor menjadi menjulang meski volume tak bertambah signifikan. Keenam, bonus demografi perlu dipersiapkan secara matang. Agenda pengendalian pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas tenaga kerja menjadi pekerjaan rumah yang harus ditunaikan.
 
Ketujuh, kehadiran sektor keuangan bagi pembangkit kinerja sektor riil harus dipastikan. "Pembelaan perbankan terhadap UMKM dan sektor pertanian perlu ditingkatan dengan, misalnya, memberi tingkat bunga rendah," jelas Enny.
 
Jurus kedelapan adalah tax ratio harus dinaikkan hingga 14% pada 2016. Saat ini rasio pajak cuma 12%. "Kalkulasi potensi pajak yang sesungguhnya masih besar (tax gap), termasuk memperhitungkan potensi kebocoran penerimaan pajak," tuturnya.
 
Sembilanpemerintah wajib melakukan langkah reformasi agar dapat keluar dari jeratan subsidi energi. Terakhir, sambung Enny, paradoks pertumbuhan ekonomi yang diiringi dengan ketimpangan ekonomi, baik antargolongan, antarsektor, atau antarwilayah harus disetop.
 
"Itu bisa dilakukan melalui reformasi agraria dan penguatan modal, itu jadi pintu untuk membekalikelompok rentan tersebut berkiprah dalam pembanguan ekonomi secara layak," beber Enny.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ICH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan