"Tata kelola yang baik justru akan memungkinkan kita menghadapi pandemi dalam situasi yang lebih baik," ungkap Suahasil, dalam acara 11th AIFED Post Pandemic Policy day 1 yang dipantau secara daring, dilansir dari Antara, Selasa, 6 Desember 2022.
Ia bercerita saat pandemi melanda Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memiliki defisit fiskal di atas tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), sesuatu yang sangat bertentangan dengan aturan kebijakan sejak dahulu dan bahkan sudah menjadi DNA kebijakan fiskal di Indonesia.
Namun, saat itu DNA tersebut harus diubah menjadi defisit di atas tiga persen PDB dan sangat penting untuk tetap dilakukan dengan tata kelola yang baik. Maka dari itu, penerapan tata kelola yang baik menjadi salah satu pelajaran yang bisa dipetik dari krisis pandemi covid-19.
| Baca: Nggak Bakal Rugi! Cek 7 Manfaat Menabung Ini |
Selain tata kelola yang baik, Suahasil menyebutkan, pelajaran lainnya yakni pentingnya data. Data yang dimaksud bukan data historis, tetapi data kondisi dalam model perekonomian. Bauran kebijakan turut menjadi hal penting lainnya yang menjadi pelajaran selama krisis, karena satu kebijakan saja tidak cukup untuk menjaga sebuah negara tetap aman.
"Hubungan koordinasi dengan semua lembaga lain, terutama lembaga independen seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan lain-lain, sehingga bauran kebijakan itu sangat-sangat penting," tuturnya.
Pelajaran terakhir yang didapat dari pandemi, lanjut dia, adalah mengubah cara hidup terutama saat pindah ke situasi endemik seperti sekarang. Dengan demikian sangat penting untuk belajar tentang bagaimana kesehatan dan ekonomi akan saling terkait dan akan menjadi ciri perkembangan ekonomi kita bertahun-tahun ke depan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News