Ia mengatakan sebagian dari proyek investasi ini telah melalui Feasibility Study (FS) sehingga tinggal eksekusinya oleh para investor. Bahlil berharap cara ini dapat lebih menarik minat investasi dari para pemilik modal karena pemerintah akan membantu proses perizinan maupun insentifnya.
"Jadi kami merumuskan 47 proyek ini sudah ada pra-FS-nya dari pariwisata, kemudian dari infrastruktur, kemudian dari industri semuanya sudah ada. Harapan kita ini bisa kita tawarkan kepada teman-teman dunia usaha yang mencoba untuk melakukan kolaborasi," kata dia, dalam 'Grand Launching Proyek Investasi Berkelanjutan', Kamis, 17 Maret 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Adapun proyek yang ditawarkan antara lain 12 proyek di sektor pariwisata senilai Rp5,78 triliun, 14 proyek kawasan ekonomi senilai Rp48,25 triliun, 15 proyek industri manufaktur senilai Rp51,92 triliun, dan enam proyek infrastruktur senilai Rp49,17 triliun yang siap menerima investasi.
"Ini sudah FS, selama ini kami akui pemerintah Indonesia dalam melakukan promosi investasi selalu bicara tentang kekayaan, selalu bicara tentang luas pulau, selalu bicara tentang jumlah penduduk. Dan dalam pandangan saya sebagai mantan pengusaha ini menurut saya tidak terlalu paten," ungkap dia.
Bahlil menambahkan, pemerintah juga akan mendorong investasi dari industri primer berbasis sumber daya alam menjadi industri bernilai tambah atau hilirisasi. Ia mencontohkan salah satu hilirisasi yang telah dilakukan adalah larangan ekspor nikel untuk mendukung industri mobil listrik di Indonesia.
"Ke depan, Indonesia sudah mendorong sektor-sektor prioritas investasi di mana kita akan fokus melakukan hilirisasi karena hilirisasi ini adalah instrumen terpenting untuk memberikan nilai tambah dan sekaligus untuk menciptakan upah tenaga kerja yang cukup," pungkasnya.