Peneliti Utama Pusat Riset Ekonomi BRIN Agus Eko Nugroho mengatakan, di akhir tahun ini pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada pada level 3,45 persen. Dengan begitu, ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan berada pada level positif yaitu 3,3 persen sepanjang 2021 ini.
"Growth di 2022 itu pada kondisi optimis akan berada pada level 5,12 persen. Sementara untuk kondisi yang pesimis itu ada pada 4,7 persen. Artinya kita akan berada pada kondisi yang optimis menuju perbaikan ekonomi pada 2022 dibandingkan 2021," kata dia dalam video conference, Kamis, 23 Desember 2021.
Dari sisi pengeluaran, ia menyebut, penguatan ekonomi tahun depan akan didukung oleh perubahan manajemen inventori yang sudah diantisipasi oleh pengusaha dan sektor riil. Menurut dia, kondisi ini juga akan mendukung peningkatan investasi di sektor manufaktur sehingga mampu menopang perekonomian di 2022.
"Dilihat dari sektornya, penyumbang penting perekonomian tahun depan adalah pengeluaran di sektor makanan, minuman, restoran, transportasi, komunikasi, kesehatan, dan pendidikan. Sektor-sektor ini sudah bergerak positif di kuartal II 2021 sehingga diharapkan tetap berlanjut hingga 2022," ungkapnya.
Sementara untuk inflasi, BRIN memperkirakan akan tetap terjaga di antara 1,69 persen hingga 2,27 persen pada 2022. Kemudian, pergerakan nilai tukar rupiah diprediksi akan bergerak stabil dengan tekanan Depresi asi yang relatif rendah sekitar Rp14.300 sampai Rp14.600 per USD.
"Sementara nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran yang relatif stabil pada Rp14.300 sampai Rp14.600 per dolar AS. Artinya bahwa kita akan berada mungkin tekanan depresiasi yang relatif rendah walaupun tentu ada beberapa catatatn, tapi kita optimis akan ada dalam range tersebut," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News