Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. FOTO: Medcom.id/Husen Miftahudin
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. FOTO: Medcom.id/Husen Miftahudin

Pegang Presidensi G20, BKF Kemenkeu: Indonesia Negara Strategis di Dunia

Eko Nordiansyah • 07 Desember 2021 10:09
Jakarta: Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengungkapkan kesempatan pertama Indonesia menjadi Presidensi G20 merupakan momen yang sangat bersejarah. Hal ini berarti Indonesia dipandang menjadi negara yang sangat strategis di dunia.
 
Menjadi anggota G20 menunjukkan Indonesia termasuk dalam 20 negara paling besar perekonomiannya di dunia, Indonesia berada di urutan 16. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 20 tahun terakhir selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi global bersama dengan Tiongkok dan India.
 
Untuk itu, Presidensi G20 menunjukkan tingkat resiliensi dan daya tahan Indonesia di tengah pandemi, sekaligus mempromosikan komitmen dan potensi Indonesia dalam mempraktikkan kepemimpinan global. Hal ini, menurut dia, menjadi modal untuk menunjukkan keunggulan Indonesia kepada dunia.

"Ini lah modal pertama kita yang jelas dilihat oleh banyak negara dan kita juga sadar akan keunggulan kita tersebut. Jadi kita memang dalam posisi confidence, dalam posisi ingin menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu dari leader global ini," kata dia, dalam webinar, Selasa, 7 Desember 2021.
 
Mengusung tema 'Recover Together Recover Stronger', Presidensi Indonesia memberi pesan yang sangat dalam bagi global untuk bersama pulih dari pandemi. Terdapat tiga hal utama yang akan dibahas. Pertama, agenda kesehatan yang akan memastikan vaksinasi seluruh dunia akan merata.
 
"Katakanlah vaksinasinya ini sudah cukup satu negara, di Afrika tidak cukup, lahir varian baru seperti sekarang Omnicorn. Jadi tidak mungkin kita tidak recover together. Ini lah pesan yang harus kita dorong supaya semua negara melihat ini berarti vaksin harus merata," jelas Febrio.
 
Selain itu dalam agenda kesehatan, Presidensi G20 Indonesia menginginkan adanya kesiapan global terhadap pandemi yang akan datang. Langkah ini akan disepakati melalui mekanisme bersama supaya pandemi dapat terdeteksi sehingga tidak akan menimbulkan dampak kepada manusia dan perekonomian yang besar.

Perubahan iklim

Kedua, masalah perubahan iklim yang akan menjadi fokus utama pembahasan selama G20 di Indonesia. Dalam Presidensi ini Indonesia akan mengkoordinasikan pembiayaan perubahan iklim untuk mencegah kenaikan suhu global 1,5 hingga 2 derajat celcius, karena ini merupakan barang publik yang harus sama-sama dijaga.
 
"Mari kita kedepankan proyek-proyek yang sifatnya green lalu kita minta, kita tagih, kita bicarakan komitmen semua negara membiayai proyek-proyek yang sifatnya sustainable dan sangat berdampak positif bagi pengurangan emisi global, dan memperlambat kenaikan dari global warming tersebut untuk kepentingan Indonesia, negara berkembang, dan global," ungkapnya.
 
Ketiga, perpajakan internasional yang sebelumnya telah disepakati saat Presidensi Italia yaitu Pilar Satu dan Pilar Dua. Pilar Satu terkait kesepakatan bahwa negara pasar dari perusahaan multinasional walaupun tidak memiliki badan usaha tetap memiliki hak untuk menarik pajak perusahaan tersebut.
 
Pilar Dua terkait minimum tax rate global untuk mengatasi penghindaran pajak dan memperbaiki tax base.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan